Ada satu kisah bagus yang samar-samar masih saya ingat hingga sekarang. Kisah seorang pengusaha menemui Norman dan mengeluhkan hidupnya yang celaka, karena perusahaan yang dibangunnya sejak lama dan dengan susah payah mengalami kebangkrutan menuju kehancuran.
Lalu Norman mengajukan beberapa pertanyaan pada pengusaha yang sedang mengeluh berat itu: Bagaimana keadaan keluargamu? Bagaimana keadaan anak-anakmu? Bagaimana keadaan kesehatanmu? Rumah? Kendaraan? Dan lain-lain. Norman meminta semua jawabannya ditulis di selembar kertas.
Di selembar kertas itu ia menulis kondisi keluarganya yang baik-baik saja. Begitu juga dengan anak-anak, istri, kesehatan, rumah, kendaraan dan lain-lain.
Norman lalu uga memintanya untuk menulis di selembar kertas yang lain tentang apa saja yang menurutnya hancur. Lalu ia menulis kondisi perusahaannya yang menuju kehancuran. Lalu ia diam lama sekali. Ia mencoba mencari apa lagi yang dianggap hancur, rusak, atau tidak baik. Ia tak menemukan lagi, kecuali perusahaannya yang menuju kehancuran itu.
Norman meminta orang itu untuk membandingkan daftar yang telah ia buat itu. Seketika orang itu sadar, bahwa masih lebih banyak hal yang bisa ia syukuri dalam hidupnya dibanding dengan satu kehancuran perusahaannya.