Di negeri seperti Amerika dan beberapa negeri lain di Eropa, kondisi mental yang menurun ini ditunjukkan dengan banyaknya warga yang lebih mudah menunjukkan pembangkangan pada pemerintah. Padahal pemerintah sedang berusaha menerapkan berbagai aturan baru untuk menahan laju penyebaran COVID-19. Kita bisa lihat sendiri di berbagai berita, ada warga yang demo atau bahkan melakukkan kerusuhan hanya karena tak mau memakai masker atau physhical distancing.
Di Indonesia mungkin lain lagi, media sosial dipenuhi dengan berbagai fitnah, hoax atau hasutan agar tak percaya pada pemerintah. Tokoh agama dan tokoh masyarakat tak sedikit yang melakukan perbuatan melawan hukum ini. Bahkan anggota DPR yang seharusnya bahu-membahu bersama pemerintah malah mengeluarkan hasutan agar masyarakat menolak vaksinasi.
Itu semua menurut riset sains adalah gejala dari menurunnya kesehatan mental masyarakat. WHO, dan berbagai badan kesehatan lainnya sejak awal pandemi sudah mengingatkan agar waspada pada menurunnya kesehatan mental di masa pandemi ini. Bunuh diri, agresivitas, dan kehilangan akal sehat itu hanya salah satu kerugian dari menurunnya kesehatan mental. Yang juga harus diwaspadai adalah juga menurunnya produktivitas masyarakat. Padahal justru itu yang penting di masa pandemi ini agar pandemi tidak menenggelamkan kita dalam krisis multi dimensi.