"Kita harus menyadari, kita harus sadar semuanya bahwa sekarang kita hidup dalam sebuah lingkungan global yang sangat dinamis! Fenomena global yang ciri-cirinya kita ketahui, penuh perubahan, penuh kecepatan, penuh risiko, penuh kompleksitas, dan penuh kejutan, yang sering jauh dari kalkulasi kita, sering jauh dari hitungan kita.
Oleh sebab itu, kita harus mencari sebuah model baru, cara baru, nilai-nilai baru dalam mencari solusi dari setiap masalah dengan inovasi-inovasi. Dan kita semuanya harus mau dan akan kita paksa untuk mau. Kita harus meninggalkan cara-cara lama, pola-pola lama, baik dalam mengelola organisasi, baik dalam mengelola lembaga, maupun dalam mengelola pemerintahan. Yang sudah tidak efektif, kita buat menjadi efektif! Yang sudah tidak efisien, kita buat menjadi efisien!
Manajemen seperti inilah yang kita perlukan sekarang ini. Kita harus menuju pada sebuah negara yang lebih produktif, yang memiliki daya saing, yang memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan-perubahan itu. Oleh sebab itu, kita menyiapkan tahapan-tahapan besar."
-ooo-
Saya menangkap beberapa poin penting dari 3 paragraf di atas: Jokowi menginginkan Indonesia segera dipenuhi oleh individu-individu yang kompetitif di zaman digital sekarang yang serba cepat jika tak ingin tertinggal dari negeri-negeri lain. Untuk bisa cepat, tentu diperlukan pembangunan SDM yang berujung pada produktivitas atau kemajuan yang melebihi negeri-negeri lain di dunia.
Di paragraf lain, Jokowi menegaskan bahwa prioritas kerjanya yang kedua memang pada pembangunan SDM setelah pembangunan infrastruktur yang menjadi prioritas nomor 1.
Dunia memang cepat berubah. China sekarang berubah menjadi raksasa ekonomi dunia mengalahkan negeri-negeri besar seperti Amerika. Indonesia juga cepat berubah. Ekonomi kita terus membaik menurut para pengamat ekonomi dunia, bahkan akan terus membaik lagi di masa mendatang. Infrastruktur, yang sudah dibangun dengan pesat sepanjang 5 tahun terakhir oleh Jokowi, masih akan terus dibangun untuk menopang kegiatan ekonomi.
Meski demikian kita memiliki beberapa tantangan besar, seperti adanya sekelompok kecil orang yang rajin mengkampanyekan ideologi khilafah di Indonesia. Mereka yang sering disebut kaum khilafah, memaksakan penerapan ideologi ini di Indonesia dengan cara menunggangi agama. Padahal ideologi ini tak terbukti berhasil di belahan manapun di dunia. Ideologi ini bahkan menghasilkan pertumpahan darah yang berlarut-larut di beberapa wilayah Timur Tengah. Mereka menolak Pancasila yang merupakan bentuk demokrasi yang khas Indonesia dan telah terbukti merawat Indonesia selama ini dari konflik yang tak perlu.
Mereka ini tentu menjadi batu kerikil di sepatu bangsa Indonesia yang ingin terus bergerak maju dan menjadi produktif. Ulah mereka tentu menghabiskan waktu dan energi bangsa Indonesia.
Selain kaum khilafah, masih ada lagi tantangan besar di Indonesia, yaitu SDM. Jokowi telah tepat menempatkan pembangunan SDM di prioritas kedua dalam kerangka kerja Jokowi di 5 tahun ke depan. Hanya dengan SDM yang kompetitif, semua prioritas kerja Jokowi bisa terlaksana dengan lancar, yaitu infrastruktur, investasi, reformasi birokrasi, dan APBN untuk rakyat sebagaimana disebutkan dalam pidatonya itu.
Indonesia telah merdeka sepanjang 74 tahun, lebih lama daripada negeri-negeri lain di sekitarnya. Kekayaan alam Indonesia melebihi negeri-negeri lain di sekitarnya. Kekayaan budaya Indonesia melebihi tempat mana pun di dunia di beberapa abad terakhir ini.Â