Presiden Jokowi, sewaktu masih menjadi pengusaha mebel kelas UMK, tentu pernah mengalami sulitnya mendapatkan faasilitas kredit dari bank. Masalahnya, bank-bank di Indonesia dirancang untuk melayani nasabah kelas kakap. Sehingga sebenarnya tidak ada bank bagi pengusaha kelas UMK. Bagi pelaku UMK, kredit sebesar satu milyar sudah terlalu besar. Tapi bagi bank, proposal kredit sebesar itu terlalu kecil. Jadi tidak ketemu “ruas dengan buku”. Pepatah melayu lain yang sama artinya, “jauh panggang dari api”. Karenanya, jauh lebih banyak pelaku UKM yang ditolak permohonan kreditnya, ketimbang yang berhasil.