Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Bahasa Melayu, Jejak Kebesaran Maritim Sumatera

27 Oktober 2011   16:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:25 1214 2
Bahasa Indonesia telah dicanangkan sebagai bahasa persatuan di Nusantara sejak Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.  Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang telah distandarisasi dan dimodifikasi.  Dari jaman dulu bahasa Melayu sudah menjadi bahasa yang umum di Nusantara.   Bahasa Melayu merupakan bahasa resmi selain di Indonesia (sebagai bahasa Indonesia) juga di Malaysia (Bahasa Malaysia), Brunei (Melayu Brunei) dan Singapura (satu dari 4 bahasa resmi). Gambar dari sini Bahasa ini merupakan bahasa asli (bahasa daerah) dari sekitar 40 juta orang sepanjang selat Malaka, termasuk didalamnya sepanjang pantai semenanjung Malaysia, Thailand selatan, propinsi Riau dan pantai timur Sumatera, Kepulauan Riau, pantai barat Serawak di Kalimantan. Bahasa Melayu diyakini berasal dari pulau Sumatera.  Melayu sendiri diyakini berupakan sebuah kerajaan kuno di Jambi yang nantinya tergabung kedalam Sriwijaya.  Kata Melayu kabarnya berasal dari kata Malayur (Tamil) yang berarti kota diatas bukit. Sebuah prasasti yang  ditemukan di Tepian sungai Tatang (anak sungai Musi) Sumatera selatan pada tahun 1920 dan kini tersimpan di Musem Nasional  menjadi bukti dari teori ini. Prasasti Kedukan Bukit yang berhuruf Pallawa (huruf Tamil kuno) merupakan prasasti tertua yang menggunakan bahasa Melayu kuno.  Prasasti ini bertahun 605 saka atau thn 683 dan mengandung banyak kosakata sansekerta. Kerajaan Sriwijaya abad ke 10 - 11 dan rute perdagangan jalur sutera Gambar dari sini Teks kedukan bukit:

Swasti Shri Shakawarsatita 605 ekadashi Shuklapaksa wulan Waishaka dapunta hiyang naik Disambau mangalap siddhayatra di Saptami Shuklapaksa Wulan Jyestha dapunta hiyang marlapas dari Minanga Tamvan (Tamvar?) mamawa jang bala dua laksa dangan (...) dua ratus tsyara disambau dangan jalan saribu Tlu ratus sapuloh dua banyaknya. Datang di Matajap (Mataya?) Sukhatshitta. Di pantshami shuklapaksa Wulan (...) Laghu mudik datang marwuat manua (...) Syriwijaya jayasiddhayatra subhiksa.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun