Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Bolehkan Puteri Anda Belajar Jaipong?

22 Juni 2011   12:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:16 869 2
Di SD depan rumah tadi merayakan kenaikan kelas.  Ada panggung dan tenda didirikan untuk menampilkan kebolehan para murid dihadapan orang tua murid dan teman-temannya. Ada banyak kesenian daerah yang ditampilkan.,  seorang murid kelas 1 sudah pandai menari jaipong sendirian.  Ada juga murid kelas 3 yang menari bali, Panji Semirang judulnya.  Tentu saja ada tari-tari modern dengan lagu Agnes Monica dan lain-lain yang saya tidak hafal. Pembawa acara adalah bapak dan ibu guru.  Saya perhatikan semua ibu guru mengenakan jilbab.  Begitu juga kebanyakan para ibu orang tua murid.  Ada perasaan bercampur dalam hati.  Saya sangat senang anak-anak SD ini menampilkan kesenian daerah.  Teman-teman mereka bergegas berlarian kepinggir panggung untuk melihat teman mereka tampil.  Saya membayangkan banyak diantara penonton cilik ini yang ingin juga belajar tarian daerah setelah melihat temannya tampil.  Ini merupakan cara yang sangat baik untuk memperkenalkan keberagaman Nusantara, seperti yang diucapkan Ibu Guru yang membawakan acara. Dilain pihak, saya juga khawatir.  Saya khawatir semakin sedikit ibu yang mengijinkan anaknya untuk mempelajari tari-tarian khas Indonesia.  Dengan para ibu yang mengenakan jilbab, guru-guru perempuan yang semuanya berjilbab, apakah saya terlalu ketakutan bahwa kebudayaan asli kita pada suatu hari nanti akan punah?  Adakah sebuah keluarga muslim yang taat akan membiarkan anak perempuan mereka untuk mempelajari tari Merak, atau jaipong? Bagaimana dengan Bedhaya? Apakah mungkin keyakinan religius Islam bisa bersandingan dengan kebudayaan daerah Sunda? Jawa? Bali? Nusantara?  Saya takut dengan jawabannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun