Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Peran IPNU-IPPNU terhadap Kesiapan Transformasi Kurikulum Merdeka 2022

7 Agustus 2022   21:05 Diperbarui: 7 Agustus 2022   21:12 450 1
JURNAL ILMIAH

Peran IPNU-IPPNU Terhadap Kesiapan Transformasi KurikulumMerdeka 2022


Dibuat oleh :
Muhamad Syarif Hidayatullah
IPNU PAC Kalideres


Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
Pimpinan Cabang Jakarta Barat
2022





Abstrak

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

Sedangkan, IPNU dan IPPNU adalah dua organisasi yang besifat keterpelajaran, kekaderan, kemasyarakatan, kebangsaan dan keagamaan yang berhaluan Islam Ahlussunah Waljama'ah. Organisasi ini mempunyai peran yang sangat signifikan dalam era modern sekarang ini. Sebagai anggota IPNU dan IPPNU, merupakan sebuah kebutuhan untuk kita mengetahui peran penting IPNU dan IPPNU di era modern sehingga bisa menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan rasa cinta setiap anggota kepada organisasi


Daftar Isi

1. Pengertian Kurikulum Merdeka 2022
2. IPNU-IPPNU dalam persepsi Pelajar Merdeka
3. Implementasi Kurikulum Merdeka
4. Kesiapan IPNU-IPPNU dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka


1. Pengertian Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Dalam proses pembelajaran guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Di dalam kurikulum ini terdapat projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila. Dimana dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek ini tidak bertujuan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu.

Kurikulum Merdeka Belajar adalah kebijakan pengembangan yang dikeluarkan Kemdikbudristekdikti untuk pembelajaran peserta didik di sekolah. Kebijakan merdeka belajar menjadi langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila. Kurikulum ini juga dikenal dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Kurikulum Merdeka yaitu Merdeka Belajar, artinya siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing. Dalam rangka pemulihan pembelajaran 2020-2024, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) mengeluarkan kebijakan dalam pengembangan Kurikulum Merdeka yang diberikan kepada satuan pendidikan.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kurikulum Merdeka yaitu Merdeka Belajar, artinya siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing. Anak tidak dipaksa untuk mempelajari suatu hal yang tidak disukai sehingga akan memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa serta sekolah.

Kurikulum merdeka belajar harus senantiasa disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan.

Dikutip dari buku Menjadi Guru Penggerak Merdeka Belajar (2021) oleh H. E Mulyasa, secara tersirat Merdeka Belajar menunjukkan kurikulum apa yang harus dikembangkan oleh guru penggerak di setiap sekolah.

Pemerintah memberikan kebebasan mengenai kurikulum yang harus digunakan di sekolah, tinggal bagaimana sekolah menyikapi kebijakan tersebut dengan implementasi di masing-masing sekolah. Nantinya, Kurikulum Merdeka digunakan untuk seluruh satuan pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, Pendidikan Khusus, dan Kesetaraan.

2. IPNU-IPPNU dalam persepsi Pelajar Merdeka

IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama). Organisasi yang fokus dalam upaya untuk membina pelajar, santri dan mahasiswa yang notebene adalah generasi muda NU.

Generasi muda yang memiliki kapasitas intelektualitas yang dari proses mengenyam pendidikan tentu bermuara pada suatu upaya taktis untuk menghasilkan calon-calon pemimpin masa depan.

IPNU-IPPNU yang merupakan organisasi yang bersifat "mengurus" pelajar, aspek pengkaderan sesuai dengan khittah (visi dan misi) dan kultur keaswajaan yang meliputi bagaimana kader-kader yang dihasilkan memiliki paham Ahlus Sunnah wal Jama'ah An-Nahdliyah yang mencakup aspek aqidah, syariah dan akhlak.

Peranan generasi muda yang kini mulai dilirik menjadi sinyal positif atas berlakunya suatu hukum organisasi sebagai suatu pemegang peranan penting. Hal yang penting ketika melihat peranan kader-kader IPNU-IPPNU di kancah nasional. Melalui berbagai bidang yang menjadi bakat dan minatnya menjadikan pemberdayaan secara menyeluruh menjadi tumpuan bagi peranan organisasi dalam melihat peluang ini.

Garis haluan IPNU-IPPNU yang menjadi "anak" dari Nahdlatul Ulama merupakan faktor yang harus mulai dikembalikan lagi. Di samping tetap memperluas cakupan pengkaderan.

Di era pemulihan atau New Normal merupakan salah satu peran IPNU-IPPNU dalam persepsinya harus bisa mengimplentasikan apa yang dimaksud dengan merdeka belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dimana pada masa pemulihan berskala nasional ini melibatkan dunia pendidikan saat pandemi menyerang Indonesia dan dunia.  Dunia pendidikan menjadi kacau dan peran dari pelajar cukup terkekang akibat tidak adanya kontrol yang baik dari aspek pendidikan yang berfokus pada gadget.

Moral dan adab yang dimiliki pelajar saat pandemi cukup mengkhawatirkan, disinilah IPNU-IPPNU harus bisa aktif dan menyerap dengan baik apa itu Kurikukum Merdeka dan bagaimana mengimplementasikannya saat ini. IPNU-IPPNU harus kembali aktif dalam new normal yang diterapkan pemerintah guna mewadahi kembali para pelajar-pelajar yang ada agar kembali kepada persepsinya sebagai seorang pelajar.

3. Implementasi Kurikulum Merdeka 2022

Kemdikbud RI melalui Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Dr. Iwan Syahril, Ph.D mengatakan, terkait pilihan implementasi kurikulum merdeka, Kemendikbud telah menyiapkan jalur untuk membantu tahap kesiapan setiap satuan pendidikan.

Tiga jalur tersebut sudah disesuaikan dengan kondisi dan situasi dari masing-masing satuan pendidikan, yakni:

1. Mandiri Belajar

Pilihan mandiri belajar akan memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan saat menerapkan kurikulum merdeka.

Beberapa bagian atau prinsip-prinsipnya saja tanpa mengganti kurikulum yang sedang diterapkan pada satuan PAUD, Kelas 1, Kelas VII, dan Kelas X.

2. Mandiri Berubah

Jalur kedua akan memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk menerapkan kurikulum merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, Kelas 1, Kelas VII, dan Kelas X.

3. Mandiri Berbagi

Sementara yang ketiga, sekolah bisa mengembangkan sendiri perangkat ajar dalam proses penerapan kurikulum merdeka.

Jalur ini juga memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam menerapkan kurikulum merdeka dengan mengembangkan sendiri perangkat ajar pada satuan pendidikan PAUD, Kelas 1, Kelas VII, dan Kelas X.

Keunggulan Kurikukum Merdeka
Mengutip dari Buku Saku Kurikulum Merdeka Belajar, berikut keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar:

Lebih sederhana dan mendalam. Fokus pada materi yang essensial. Sehingga belajar lebih mendalam dan tidak terburu-buru.
Lebih merdeka. Guru nantinya dapat mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah juga memiliki wewenang untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan satuan pendidikan dan peserta didik.
Lebih relevan dan interaktif. Pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual.


4. Kesiapan IPNU-IPPNU dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka

Berbagai kemajuan zaman tentu menuntut suatu perlakuan baru atas cara dan langkah yang akan ditempuh dalam menjalani kehidupan di masa sekarang. Seperti halnya pelajar masa kini yang tentu memiliki karakter dan tantangan yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Misalkan saja di era sekarang yang serba mengalami digitalisasi, merupakan sebuah dunia yang mempersempit jarak dan waktu. Generasi muda dalam hal ini pelajar terhanyut dalam lautan dunia maya. Sudah menjadi pemandangan biasa, bahwa anak muda sekarang lebih suka menggunakan sosial media seperti facebook, twitter, wechat, dan lainnya dibanding dengan berkumpul langsung untuk melakukan suatu proses sosial secara nyata. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa era sekarang adalah seperti itu, tak mungkin dibendung, tapi lebih dalam taraf bagaimana mengelola potensi tersebut.

Peran sebuah organisasi yang riil secara sosial memang dalam keadaan menurun. Media digital telah menjadi salah satu kekuatan besar dalam membangun gerakan maupun mempengaruhi publik terhadap suatu gagasan. Hal ini terlihat dari beberapa kasus yang berawal dari ide melalui internet lebih menggunakan media sosial online, sebagai suatu cara untuk menggerakkan banyak orang.

Salah satu organisasi yang berada di ranah pemberdayaan generasi muda ini yaitu IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama). Organisasi yang fokus dalam upaya untuk membina pelajar, santri dan mahasiswa yang notebene adalah generasi muda NU.

Perubahan kurikulum maupun penerapan kurikulum baru dalam penyelenggaraan pendidikan merupakan sebuah kebutuhan ketika kurikulum sebelumnya sudah tidak relevan atau ketika ada kebutuhan mendesak untuk percepatan pemulihan pendidikan. Namun, perubahan kurikulum yang kurang matang, tergesa-gesa dan terlalu cepat berganti akan sangat memberatkan satuan pendidikan sebagai pelaksana.

Hal lain yang menjadi tantangan adalah kesiapan siswa dan orang tua dalam implementasi kurikulum merdeka, terutama berkaitan dengan keleluasaan siswa untuk memilih sendiri apa yang akan mereka pelajari. Hal ini perlu menjadi perhatian agar siswa benar-benar memilih apa yang akan dipelajari berdasarkan bakat dan minatnya, bukan sekedar ikut-ikutan pilihan temannya atau bahkan karena tekanan. baik dari guru maupun orang tua siswa. Di sinilah penguatan peran dan kerja sama pendidik dan orang tua  sangat penting dalam mendorong dan mengarahkan siswa belajar sesuai dengan minat dan potensinya untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan bermakna.

Apa saja yang harus disiapkan oleh IPNU-IPPNU dalam Mengimplementasi Kurikulum Merdeka 2022, yaitu :
 IPNU-IPPNU harus mengupdate pengetahuan seluruh anggotanya akan dunia pendidikan yang ada pada saat ini,  semua anggota harus bisa membaca dan mencari tahu bagaimana agar IPNU-IPPNU bisa masuk dan membantu para pelajar dan santri serta mahasiswa dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka dengan organisasi.
IPNU-IPPNU harus mulai mencari strategis yang baik dan diterima oleh para pelajar serta orang tua bahwa dengan bergabung atau berorganisasi IPNU-IPPNU bukanlah halangan untuk pelajar menjadi siswa atau pelajar yang merdeka, justru harus menunjukkan bagaimana IPNU-IPPNU berperan dalam masa new normal dari berbagai aspek
IPNU-IPPNU harus bisa menjadi benteng dalam merdeka belajar yang diterapkan pada Kurikulum Merdeka 2022. Sebab pada waktu pandemi banyak sekali prilaku yang ditunjukkan oleh para pelajar ini tidak menunjukan identitas sebagai seorang pelajar



Daftar Pustaka

https://www.google.com/amp/s/www.ipnu.or.id/peran-ipnu-dan-ippnu-dalam-era-modern/amp/
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/kemendikbudristek-meluruskan-miskonsepsi-implementasi-kurikulum-merdeka&ved=2ahUKEwiysuHV5LT5AhUVguYKHVdUDWUQFnoECBAQAQ&usg=AOvVaw1Io3iWgqAVV4119H4cKXVH
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/pbs/article/view/3357/1925&ved=2ahUKEwiysuHV5LT5AhUVguYKHVdUDWUQFnoECBkQAQ&usg=AOvVaw1oQsoHRWZ9Jdew1b946Mgi

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun