Dalam beberapa transaksi baik di warung makan, warnet, fotocopy sampai parkiran saya akrab dengan sebuah kalimat pendek “Maaf Uangnya Receh”. Hal ini tidak hanya terjadi pada saya tapi juga beberapa teman. Selain itu saya juga akrab dengan kalimat pendek lain yaitu “Maaf Tangan Kiri” ketika si penjual tangan kanannya sibuk dan “terpaksa” menggunakan tangan kiri untuk memberikan jualannya. Fenomena ini membuat saya menjadi reflektif dan memulai pertanyaan yang membatin pada diri saya yaitu “Apa salahnya dengan tangan kiri atau uang receh?”.
KEMBALI KE ARTIKEL