Aku menyapu bekas-bekas serpihan lampu neon yang baru saja jatuh hampir mengenai kepalaku. Kali ini aku bersyukur, kepalaku masih aman-aman saja dan kuputuskan untuk menulis tulisan lagi. Tak ada yang spesial untukku pada senja, kecuali kelinci kesayanganku yang mati pada ‘Iedul Adha tiga tahun lalu. Kelinci itu bernama Senja. Berwarna abu-abu dan lincah. Teman senja bernama Embun, berwarna putih dengan belang abu-abu.