Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Cerita Rizky : Jangan Asal Pegang Badanku..!!!!

17 Oktober 2010   04:19 Diperbarui: 4 April 2017   18:23 142277 0

Kemarin sore, ketika akan mendekati waktu pulang sekolah, dua murid perempuan mendatangi saya yang sedang asyik bercerita dengan beberapa teman guru. Malu-malu tersirat di wajah mereka.

“Bu, ng...” Ucap salah satu dari mereka dengan ragu. Saya mengernyitkan dahi tanda heran, tapi tak lama kemudian saya tersenyum. “Ada apa? Mau ngobrol ma Ibu?” Tanya saya kemudian. Mereka berdua menganggung cepat sambil saling menatap. Lalu saya beranjak dari ruang guru yang biasa digunakan oleh guru-guru untuk mengobrol ketika jam istirahat tiba menuju sebuah ruangan kecil yang biasa saya gunakan untuk memberikan konseling untuk murid-murid.

Setelah mempersilahkan mereka duduk, saya membuka percakapan dengan pertanyaan pertama yang biasa saya gunakan.

“Ada yang bisa dibantu sama Ibu?”

Karena masih ragu siapa yang mau bercerita lebih dahulu, mereka berdua saling pandang sambil saling menjawil. Akhirnya anak yang bertubuh tinggi kurus (namanya Ratih) yang memulai cerita.

“Baru saja payudara saya dipegang sama Rizki, Bu”

Saya mengernyitkan dahi sebentar, tapi cepat-cepat saya normalkan kembali urat di dahi saya. “Rizki siapa?”

“Rizky Aditya, kelas VII-F Bu. Teman sekelas saya” Jawab dia cepat. “Dia memegang payudara saya setelah saya dari toilet dengan Fara”

Murid saya yang satunya mengangguk ketika namanya disebut. Lalu menimpali laporan si Ratih,”Saya juga sering Bu, dipegang payudara saya sama Rizki”

“Sering?” Tanya saya dengan nada saya buat tidak percaya (karena kadang anak-anak itu terlalu hiperbola dengan masalah yang dialaminya).

“Iya Bu, sering. Malah pernah Rizki pura-pura terjatuh di depan saya, eh, malah megang payudara saya di depan teman-teman sekelas. Teman-teman yah langsung tertawa Bu. Saya kan jadi malu” Fara menceritakan kejadian yang memalukan yang dialaminya dengan menggebu-gebu.

Setelah sekitar 7 menit mereka menceritakan kejadian “pemegangan payudara”, kami bertiga terdiam karena tanpa mereka sadari, saya memberikan waktu sejenak kepada mereka untuk menenangkan perasaan mereka. Setelah saya melihat raut wajah mereka sedikit santai, saya mulai berbicara.

“Apa yang kalian rasakan sekarang dengan apa yang diperbuat oleh Rizki?”

“Marah Bu, seenaknya saja Rizki memegang payudara saya. Padahal saya tidak pernah mambuat masalah dengan Rizki” Jawab Ratih segera setelah saya mengajukan pertanyaan pertama setelah sesi relaksasi (sesi menenangkan perasaan) sudah kami lalui.

“Iya Bu, marah banget. Apalagi dia sudah bolak-balik memegang payudara saya. Lebih banyak daripada Ratih. Malu, Bu” Ucap Fara dengan nada marah tapi sedikit terselip kesedihan.

“Sebelum Ibu menangani masalah ini dan memanggil Rizki, sebelum kalian melimpahkan semua kesalahan pada Rizki, bisakah kalian intropeksi diri atas apa yang sudah terjadi dengan kalian?” Pinta saya kepada mereka berdua.

Kepada Ratih dan Fara, saya memberikan sebuah pendidikan untuk mampu mengintropeksi diri sebelum menyalahkan orang lain. Untuk masalah Fara dan Ratih, saya mengajak mereka mengintropeksi beberapa hal. Seperti tentang hubungan mereka dengan Rizki apakah ada masalah atau tidak, tentang cara berperilaku mereka di depan Rizki, dan tentang cara berpakaian mereka apakah sudah sopan atau belum.

Dan benar apa kata pepatah. Ada asap karena ada api. Begitu pula dalam masalah kedua murid saya ini. Ratih selama ini ketika mengunakan jilbab selalu ujung jilbabnya disampirkan ke bahu sehingga bagian dadanya tidak tertutupi jilbab. Saya paham, bukan karena ingin pamer dengan bagian atas badannya tapi lebih karena rasa gerah setelah belajar menggunakan jilbab ketika masuk SMP. Dan Fara, memang memiliki masalah dengan Rizki yang sampai sekarang masih belum terselesaikan dengan baik.

Kepada murid-murid, saya mengajarkan untuk selalu intropeksi diri dahulu sebelum benar-benar menyalahkan orang lain. Karena perilaku buruk orang lain terhadap kita, pasti disebabkan oleh perilaku kita sendiri yang kurang baik terhadap orang lain. Begitu pula sebaliknya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun