Dia masih menitikan air mata, rasa sedih yang begitu dalam, akan kematian kakeknya, melebihi dari segalanya, bahkan dia berpendapat, andai yang terbaring di pembaringan ini adalah ayahnya, dia tidak akan terpukul seperti ini, karena hanya kakeknya lah selama ini yang selalu ada waktu setiap saat, saat dia membutuhkannya, kakeknya selalu ada, saat dia sarapan, saat dia akan sekolah, saat dia pulang sekolah dan saat dia dan kawan-kawannya lagi bermain di rumah.
KEMBALI KE ARTIKEL