Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Tuhan Memberi Musibah, karena Terkadang Kita Lupa

19 April 2015   21:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54 75 1
Sebagai seorang anak, sudah pasti kita pernah merasakan sedih saat salah satu orangtua kita yaitu sang ayah jatuh sakit. Apalagi sakit yang diderita beliau adalah penyakit yang serius seperti kanker, jantung, dan lain sebagainya. Saat pertama dokter memvonis penyakit yang diderita oleh ayah maka badan akan terasa lemas sehingga sulit untuk berdiri, air mata rasanya ingin keluar, terlintas kenangan-kenangan manis bersama ayah. Saat ayah mengantarkan kita ke sekolah TK atau SD, saat malam-malam ayah membelikan makan untuk kita yang bosan dengan masakan ibu, saat ayah meninggalkan pekerjannya untuk mengambil rapor kita, saat  ayah mengantarkan kita ke salon demi untuk tampil bagus di acara wisuda sekolah. Ayah yang dalam diamnya  selalu ingin tahu siapa orang yang disukai anaknya. Ayah yang dulunya kuat dan kekar kini tubuhnya digerogoti penyakit, mulai kurus dan melemah.

Saat hal seperti itu terjadi, sebagai anak apa yang bisa kita lakukan? menyalahkan Tuhan yang telah menganugerahkan penyakit terhadap ayah kita? TIDAK! menyalahkan ayah yang tidak bisa menjaga tubuhnya dengan baik? TENTU TIDAK! menyalahkan kita yang tidak bisa menjaga ayah dengan baik? TIDAK MUNGKIN! Saat itu, bukan waktu yang tepat untuk kita saling menyalahkan. Yang seharusnya dilakukan adalah mencari pengobatan untuk ayah dan terus berdoa pada Tuhan agar penyakitnya lekas diangkat.

***

Dari penyakit yang telah dianugerahkan Tuhan kepada ayah kita sudah seharusnya kita mengambil pelajaran.

Pelajaran yangpertamaadalah, mempererat hubungan yang mulai renggang. Dengan sakitnya ayah, berarti Tuhan sedang mengingatkan kita sebagai anak untuk tidak terlalu asyik dan larut dalam dunia sendiri hingga terkadang untuk sejenak lupa pada orang tua. Saat ayah sakit sudah barang tentu kita akan siaga di sekitar ayah. Sehingga dapat dikatakan bahwa sakitnya ayah dapat memperat hubungan kita dengan ayah yang belakangan mulai merenggang karena keasyikan kita dengan dunia sendiri. Tidak hanya mempererat hubungan dengan ayah dan keluarga, tapi juga dengan sang pencipta. Kita akan lebih rajin untuk menghubungi sang Maha menyembuhkan untuk  mendoakan kesembuhan bagi ayah.

Pelajarankedua, tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sakitnya ayah pasti ada penyebabnya. Nah, sudah seharusnya kita tidak mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan ayah. Misalnya ayah terserang penyakit kanker karena beliau adalah seorang perokok, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk menghindari rokok jika tidak ingin terserang penyakit seperti ayah. Jika ayah terserang penyakit turunan, maka sakitnya ayah akan mengingatkan kita bahwa penyakit tersebut bisa saja juga menurun kepada kita, sehingga kita harus bisa menjaga kesehatan tubuh dengan baik.

Pelajaranketiga, sakitnya ayah akan memotivasi kita untuk lebih giat belajar atau bekerja. Untuk yang masih duduk di bangku sekolah atau kuliah maka kita akan termotivasi untuk lebih giat belajar karena tidak ingin keringat yang ayah kucurkan setiap hari demi membiayai kita untuk menuntut ilmu akan terbuang dengan sia-sia. Untuk yang sudah bekerja makan akan termotivasi untuk lebih giat dan rajin dalam bekerja, demi untuk membiayai biaya pengobatan ayah.

***

Tuhan Cukup sampai disini pelajaran kali ini, berikanlah kesembuhan kepada ayahku angkatlah penyakit yang menggerogoti tubuhnya, panjangkanlah umurnya. Karena kami, anak-anaknya masih sangat membutuhkannya.

I LOVE YOU, DAD!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun