Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

[Lebaran] Apes Dapet Uang Palsu Dipenjara

24 Agustus 2012   07:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:23 1455 8
Kisah ini saya dapat ketika sedang bersilaturahmi pas hari Idul Fitri kemarin. Sebut saja mang Badar (bukan nama sebenarnya) yang bercerita tentang keponakannya Tini (bukan nama sebenarnya) yang masuk penjara karena tanpa sengaja mengedarkan uang palsu. Awalnya tini menikah secara siri dengan X. Entah bagaimana ceritanya si X menceraikan tini di bulan ramadhan kemarin, dan memberikan uang 250rb sebagai bekal tini lebaran. Dengan uang pemberian X, tini kemudian membelanjakan uang tersebut ke pasar. Ternyata uang yang diberikan X tersebut uang palsu, dan pedagang menangkap dan melaporkan tini ke kantor polisi sebagai pengedar uang palsu. Tini yang memang berpendidikan 'kurang' langsung kaget dan tak menyangka bahwa uang yang diberikan mantan suaminya X ternyata palsu. Tini menangis dan menceritakan kejadian sebenarnya ke pihak kepolisian. Tetapi, karena si X kabur maka tini harus menanggung resikonya mendekam di penjara. Pekerjaan X yang serabutan membuat X susah di temukan. Usut punya usut ternyata tini menikah dengan X secara siri tanpa mengetahui siapa keluarga X dan dari mana asalnya. Hanya mengetahui si X berasal dari daerah xxx tanpa mengkroscek terlebih dahulu. Mungkin karena cinta, ia tidak mempermasalahkan asal-usul X. Setelah kejadian ini, pihak saudara tini berusaha mencari bantuan mulai dari pak lurah dan pak camat yang membenarkan bahwa tini bukan sebagai pengedar uang palsu, hanya sebagai ibu rumah tangga dan dia terkena apes karena ulah sang mantan suami. Tapi apa daya tini tetap dipenjara. *** Teman, dari kasus tini diatas, peredaran uang palsu dibulan Ramadhan memang meningkat, apalagi di pasar tradisional yang penuh sesak dan pengap yang bisa membuat sang pengedar lebih leluasa karena pedangang kerap lupa mengecek apakah uang yang di gunakan untuk transaksi asli atau palsu. Kisah tini ini banyak mengajarkan kita yang pertama, bahwa menikah itu bukan sekedar dengan sang calon tetapi juga harus dengan keluarganya. Harus mengetahui asal-usul si calon, keluarga, rumahnya dimana, pekerjaannya apa. Jangan hanya karena cinta kita melupakan semuanya. Yang kedua untuk uang palsu itu sendiri. pernah kita lihat iklan-iklan di televisi yang menayangkan bagaimana mengecek apakah uang kita palsu / tidak. Dengan cara 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun