Saya jarang masuk rumah sakit, kalaupun sampai masuk rumah sakit, sampai saat ini saya masih ditanggung biayanya oleh perusahaan. Jadi tidak terlalu memilih-milih rumah sakit. Yang mana saja asal masuk plafon. Untuk kenyamanan, semua relatif nyaman. Sejauh ini saya selalu mendapatkan pelayanan yang baik, ramah, dan standar. Kalau masalah antri beli obat, pernah juga sih mengantri lama, dan pernah juga sama sekali tidak mengantri, kalau kebetulan apotik rumah sakit lagi sepi. Untuk soal dokter, demikian juga. Belum pernah dapat dokter jutek dan malpraktek. Dokter langganan saya dari dokter umum , dokter anak, dokter kandungan, dan dokter THT, dan dokter klinik 24 jam dekat rumah semua baik-baik dan ramah. Soal biaya, dokter-dokter ini memiliki tarif standar yang berlaku umum di kota tempat saya tinggal.
Namun ada hal yang berkesan, yaitu saat saya berobat di puskesmas beberapa bulan lalu. Sudah lama sekali saya tidak pernah berobat di puskesmas. Terakhir berobat di puskesmas adalah sewaktu saya kecil dan tinggal di kampung. Pelayanan kesehatan di desa dan kecamatan memang cuma ada puskesmas. Kalaupun mau berobat ke rumah sakit ya harus ke kota terdekat. Mungkin untuk yang tidak pernah berobat ke puskesmas akan menyangka pelayanan disana buruk, karena biaya yang dikeluarkan berobat disana tergolong rendah. Namun ternyata lain ceritanya.
Sewaktu saya berakhir pekan di gunung Malabar, saya disengat tawon hutan di kepala. Karena saya langsung demam dan cemas timbulnya reaksi alergi, maka saya mencari puskesmas terdekat di Pengalengan. Saat itu selepas siang, dan hari sabtu. Puskesmas tampak lengang. Tempat parkirnya cukup luas dan berada di sisi jalan besar. Tanpa banyak basa-basi dan pengisian administrasi, saya segera ditolong oleh petugas kesehatan, yang sebetulnya sedang makan siang. Namun segera meninggalkan makan siang yang dinikmatinya sewaktu saya datang dan menerangkan sakit apa. Saya sendiri jadi tidak enak hati.
Ibu dokter tersebut ramah dan baik hati. Segera saya mendapat pelayanan di ruangan dengan tempat tidur sederhana namun bersih. Diperiksa tekanan darah dan lain-lain prosedur pertolongan pertama. Lalu setelah beristirahat beberapa lama dan disuntik anti alergi, saya diberi obat dan diterangkan satu persatu untuk nama dan kegunaannya. Selain itu bila sakit berlanjut atau setelah pulang ada tanda-tanda lain yang mengkhawatirkan (misal bentol-bentol sekujur tubuh), beliau juga menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter dan membawa obat-obat yang sudah dia berikan.
Berobat yang nyaman bukan identik dengan biaya. Bila itu adalah puskesmas yang sederhana, namun apabila dijaga kebersihannya, petusas medis yang melakukan pelayanan ramah dan dapat melakukan tindakan medis yang tepat, tentu saja itu adalah kenyamanan bagi pasien, siapapun yang datang berobat kesana. Masalah bangkunya keras, tempat tidurnya sederhana, dan tidak ada TV berwarna, itu bukan masalah. Kenyamanan bagi saya tidak identik dengan kemewahan. Dimanapun itu bila sikap petugas disana baik dokter, perawat, maupun petugas administrasi, melayani tapi tidak dibarengi dengan niat yang tulus untuk menolong sesama dalam tugasnya melakukan pelayanan kesehatan, rumah sakit mahal dengan embel-embel kata 'internasional' pun tidak ada artinya lagi.