Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Filosofi Espresso

22 Oktober 2012   09:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:32 177 0
Apa lagi yang kau tangisi ?

Si tua bangka yang menelanjangimu dengan bau asap rokok yang pengit itu?

Apa yang kau tangisi kawan?

Bukankah malam adalah takdir dan takdir adalah kerapuhan manusia ?

Lihat kawan, Kau yang bilang mimpimu seperti kabut kelam, namun kau yang bilang "diam, ini urusanku!"

Kawan hidup itu seperti Espresso, ada konsistensi tebal dalam rasanya yang  terjadi karena metodenya.

Kawan kau manusia yang hadir karena pilihan, maka kau yang memilih

Menjadi Espresso

Atau kopi tubruk

Medan, September '11

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun