Seperti semut yang tak henti-henti mencari makan
Hati dan empati diabaikan
Kita ibarat burung dalam sangkar
Diikat rutinitas dan tuntutan kebutuhan
Layaknya siklus waktu yang terus berputar
Hidup begitu monoton dan membosankan
Kegelisahan hadir dalam jiwa
Seperti api, ia menyala di kegelapan malam
Mencari arti keberadaan (being) tanpa henti
Namun yang datang selalu sepi
Pohon menolak berbuah
Makna menolak merekah
Laut tak pernah tenang
Terombang ambing antara gamang dan bimbang
Sepanjang sejarah manusia memang enggan menyerah
Terus maju walau dengan nafas terengah-engah
Ya, matahari masih bersinar dan bulan tetap berpendar
Tapi sampai mana bakal kuat bertahan?