ini bahagia
semu!
dalam setiap teguk es teh tawar
yang lebih tawar dari bulan madu
yang tak malu-malu
detik-detik mengeras
ini kemanusiaan
macet!
sebatas gombalan para "SJW" di media sosial
dan, katanya, content creator berjiwa sosial
padahal cuma cari viral
sementara
di meja-meja kerja berjuta jiwa
linglung
bertanya-tanya
ini hidup
betul sebedebah ini?
ini kerja
sungguh sebangsat ini?
hingga
mereka pun mulai rajin buka Linkedin
menelusuri folder-folder lawas
mana kira-kira yang bisa mempercantik
sivi
tambal sulam prestasi di sana-sini
oooo, emosi
dada kembang kempis
tubuh gemetar kepala nanar
perut buncit meringkih minta diisi
2/
menit demi menit memadat
apa yang dimulai ternyata tak sesuai mimpi
jam demi jam mengejar
apa yang diharap semua menguap
hari, minggu, bulan, tahun,
orok-orok sudah mau teka
sekian aplikasi hancur
sekiannya lagi menjamur
beberapa juta jiwa beranjak pergi
sebagiannya memfosil setengah mati
tinggalkan serakan cataan kaki:
1. Ide yang terbungkam
2. Adrenalin yang tertahan
3. Hasrat yang terpendam
4. Kreativitas terpasung
5. Karya tak kunjung kelar
6. Cicilan menggunung Â
7. Kenangan yang kian kejam
8 ..........................
3/
Ia, seorang calon karyawan yang masih karyawan dan berharap menjadi karyawan di sebuah perusahaan baru yang karyawannya masih antusias menjadi karyawan.
Kaki-kakinya bergerak-gerak cemas di bawah meja sebuah ruangan interview di kantor bidikannya itu tapi lalu terhenti saat lelaki setengah baya yang begitu klimis datang menyalami.
"Maaf telat"
Hela panjang, nyaris seperti lenguh yang lega, ia perlihatkan tak sengaja dan membuat si lelaki setengah baya berkata, "Silakan!"
Ia, yang hanya bermodal keberanian, rasa nekat, dan kebosanan yang membabi buta, menyaman-nyamankan diri untuk memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris yang patah-patah bercampur logat daerah.
Si lelaki setengah baya menahan senyum, membuatnya sedikit hilang konsentrasi tapi segera menyerius-seriuskan diri untuk menguasai keadaan.
Si calon karyawan pun kembali berbahasa Inggris -- cukup lancar sekarang meski masih berlogat udik.
Seseorang, sepertinya "OB", masuk membawa segelas air putih yang sangat bening untuk si lelaki setengah baya.Â