Manusia pada hakikatnya adalah agen cinta,ia hidup ditengah-tengah mahluk hidup lainya, ia berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya untuk memberikan cinta,menumbuhkan cinta, menunjukan cinta yang sudah ada pada dirinya (pure givenness). Tugas manusia sesungguhnya sangat sederhana, ia hanya memberikan cinta, menaburkan cinta tanpa melihat kepada siapa cinta itu akan diberi dan tidak meminta cinta itu kembali kepadanya. Atau bahkan I can love someone who is not present or who remains anonymous. Akan tetapi secara the facto, berbicara mengenai cinta pada era ini sungguh rumit, ia bagaikan “mahluk halus” yang tidak terpikirkan, namun sejalan dengan itu, ia juga tidak terelakan. Cinta menjelma menjadi komoditi yang luhur sekaligus dipertontonkan dengan jumlah massal, ia dipuja sekaligus dibenci. Sudah begitu banyak kasus yang mengatas-namakan “cinta’ namun ia justru bertentangan dengan semangat cinta itu sendiri.