[caption id="attachment_134598" align="aligncenter" width="300" caption="Semasa menimba ilmu TOEFL di UI untuk menembus universitas di luar negeri"][/caption] Nasib kuliah di luar negeri, sudah sistem belajarnya berbeda jauh dari sistem di Indonesia, ada kemungkinan gagal pula. Belum lagi bahasanya yang
ngejlimet minta ampun. Karena bahasa yang digunakan di dalam artikel-artikel atau pun buku-buku akademik sangatlah berbeda dengan bahasa yang di gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Memang segala sesuatu itu bagaikan dua sisi mata uang ya, sisi baik dan buruk, senang dan sedih, suka dan duka, bahagia dan menderita. Tugas yang paling terasa membebani adalah
reading. Kuliah belum mulai, tapi pas di buka
website pribadi.
Reading list per unit sudah menanti untuk dibaca. Jumlahnya pun tidak tanggung-tanggung, kadang 1 buku harus habis dalam hitungan minggu,
plus artikel kisaran 3 buah per unit. Itu terjadi di setiap mata kuliah yang di ambil. Sedangkan membaca tulisan ilmiah itu kan tidak sama dengan membaca koran yang arti dan maksudnya sudah langsung dapat di pahami sekilas baca saja. Butuh di ulang-ulang membacanya, agar maksud penulisnya bisa di tangkap. Tidak hanya itu, harus melekat di kepala semua yang sudah di baca itu. Agar besoknya pas diskusi bisa nyambung. Disini terkadang kesulitannya, kita sudah paham, tapi kosa kata baru atau
term yang ada di artikel itu paling tidak harus di hafal biar bisa memaparkan dalam diskusi di kelas nanti.
Ide Teknologi baru Aku teringat, seorang temanku yang lulusan IPB pernah memberitahuku tentang sebuah teknologi komputer yang sekarang bisa digunakan. Teknologi tersebut adalah kita tidak perlu mengetik lagi. Ada komputer yang sudah di desain untuk mendeteksi suara dan menerjemahkannya dalam bentuk tulisan. Terlebih lagi, teman saya yang di Bandung pernah memamerkan
smartphonenya kepada saya. Kemudian, dia mengatakan satu kata kepada HP nya. Langsung HPnya meresponnya dengan
loading, agak lama, kemudian tertulislah apa yang diucapkan itu. Saya pun langsung terpikir, mungkin tidak ya ditemukan sebuah alat yang bisa membacakan buku atau artikel. Sehingga mahasiswa yang sedang belajar, terutama yang sedang studi di luar negeri. Bisa menggunakan alat ini. Mungkin prosesnya seperti mesin elektronik penjual minuman. Kalo itu kita masukkan koin, minumannya keluar. Alat ini beda, masukkan artikel atau buku. Kemudian, keluar suara yang membacakan artikel atau buku yang kita masukkan itu. Jadi, belajarnya kan lebih mudah seperti mendengar radio. Kita pun bisa mendengarnya beberapa kali, sambil mengerjakan kegiatan-kegiatan yang lain. Bagi para
engineer, ayo donk ide ini di garap :)
Selalu ada sisi bahagianya Seorang senior yang sedang menekuni ilmu ekonomi di program s3 pernah berkata kepada kami, "Jangan takut. Walau sebanyak apapun tugas yang kalian dapati. Biar seberat apapun
reading yang harus kalian selesaikan. Tetap saja kalian bisa jalan-jalan di UK ini." :)
KEMBALI KE ARTIKEL