Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Mencari 'Mental' Anies Baswedan dalam UN

21 Mei 2014   21:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:16 346 2
Ujian Nasional kembali menjadi topik hangat. Cerita-cerita tentang kecurangan, perdagangan kunci jawaban, sampai perjokian mulai menghiasi setiap sudut pemberitaan media. Kisah-kisah dramatis siswa bunuh diri dan stress mulai bermunculan dan diangkat. Argumen-argumen super canggih tentang ketidaksesuaian Ujian Nasional meluncur deras dari mulut-mulut pakar pendidikan yang menentang pelaksanaan Ujian Nasional. Bak seorang pendekar, mereka membokar ‘kebobrokan’ Ujian Nasional, mulai dari pertentangan dengan amanat undang-undang, ketidakmerataan pendidikan di Indonesia, sampai mengecam Ujian Nasional semakin ‘pembunuh’ karakter dan kreativitas siswa. Tentu saja, Kementerian Pendidikan Nasional yang mewakili Pemerintah menjadi bulan-bulanan.

Program-program televisi berlomba mengangkat topik perbincangan tentang Ujian Nasional. Pembawa acara dan penonton tertawa terbahak ketika ‘kebobrokan’ Ujian Nasional dibuka satu persatu. “Soal UN disegel dan dikawal polisi. Artinya, Pemerintah tidak percaya dengan guru-guru di sekolah. Kalau Pemerintah saja sudah tidak percaya dengan guru-guru di sekolah, lantas kenapa kita harus mempercayakan anak-anak kita pada guru-guru di sekolah untuk dididik? Hahaha…” Dan seterusnya. Dalih mereka untuk memberi masukkan pada Pemerintah, tapi tingkah mereka menunjukkan hal sebalikknya. Seakan mereka lupa kalau sistem pendidikan di negara ini bukanlah dibuat oleh orang yang lulusan SD, atau lulusan S1 seperti mereka yang sedang tertawa itu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun