Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Meditasi: Menyadari

31 Mei 2010   05:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:51 1035 0

Sejak saya kecil saya tidak asing dengan meditasi atau semedi atau berdiam diri. Di ruangan rumah lampau ada tempat khusus yang digunakan untuk bermeditasi nenek, kakek dan ayah saya. Ketika SD, saya tidak tahu kegunaan meditasi itu apa, tetapi saya suka sekali mengamati anggota keluarga duduk berdiam diri , menutup mata lama sekali, entah apa yang mereka lakukan. Saya tidak tahu, saya hanya mengamati. Setiap sore ayah mengajak berjalan-jalan ke dekat sawah, beliau mengenalkan saya untuk menyapa pohon-pohon,hewan-hewan kecil,sedang maupun besar, jembatan maupun tikungan jalan yang saya lewati. Sejak itu saya mulai gemar memberi nama-nama objek apapun yang saya temui. Usia bertambah, cerita bertambah, kesedihan, kekecewaan, kegusaran, pertanyaan yang bermacam-macam hinggap di kepala. Konsep- konsep dalam pikiran ricuh. Orang-orang disekitar menyarankan agar saya mencari ketenangan. Hingga saya pun mengenal berbagai macam teknik meditasi, pemusatan perhatian atau konsentrasi pada suatu objek tertentu, seperti: mantra, nafas, visualisasi dsb. Ya, yang saya rasakan keinginan tenang itu menambah beban pikiran. Ketenangan itu imitasi , produk pikiran.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun