Cinta kasih itu memiliki efek domino.
Demikian juga segala hal negative, dosa kejahatan itu seperti domino.
Berantai, Sambung menyambung.
Misalnya seorang bapak dimarahi bos di kantor, lalu si bapak di rumah memarahi istrinya.
Istrinya memarahi anaknya. Anaknya memarahi adiknya. Dsb.
Bila bapak A membenci bapak B.
Lalu bapak A mengajarkan anaknya untuk ikut membenci bapak B. Dan sebaliknya.
Anak anak bapak A menjadi sering berkelahi dengan anak bapak B.
Dari perang mulut jadi main tangan, akhirnya mungkin ada yg dibunuh.
Bila anak bapak A membunuh anak bapak B.
Keluarga B membalas dendam dengan membunuh anak bapak A.
Akhirnya tanpa disadari cucunya nanti ikut ikutan musuhan, bisa turun temurun keluarga A & B musuhan.
Mungkin juga mengajak tetangga dan teman teman mereka ikut bermusuhan.
Tanpa terasa 1 kampung bertengkar dengan kampung lain.
Mugkin bisa juga membawa bawa agama bila kebetulan berlainan agama. Dsb.
Dari 2 orang yg saling benci akhirnya yang berdosa semakin berantai, semakin banyak.
Makanya di agama kita diajarkan untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
Agar kita bisa memutus mata rantai kejahatan.
Tidak bergulir terus seperti domino atau seperti bumerang yg akhirnya bisa kembali menyakiti diri kita sendiri.
Bagaimana reaksi kita terhadap pelaku kejahatan ?
Termasuk yang manakah kita ?
Apakah kita membela orang yg bersalah hanya karena pelaku sekubu dg kita ?
Ataukah kita tipe yg cepat marah ingin menganiaya / membunuh pelaku ? atau ikut menyoraki pembunuhnya ?
Bila kita membela orang yg berdosa dengan mengbenarkan dosanya,.