Aku seolah terhempas dalam gelombang hitam pekat. Menyusuri gelapnya lorong kehidupan dengan penuh kesedihan dan deraian airmata. Semua mata memandangku sinis. Tak ada rasa persahabatan, apalagi persaudaraan yang menjadi ciri khas warga Kota kami. Mereka menjauh dari derap langkah kehidupan kami. Mengucilkan aku sekeluarga. Mereka menjuluki aku anak koruptor. Pemiskin mereka. Pengsengsara hidup mereka dan keluarga mereka yang hidup di alam yang kaya raya ini. Dengan bermodalkan tongkat dan kayu saja mereka bisa hidup sebagaimana lirik lagu band legendaris Koes Plus.
KEMBALI KE ARTIKEL