Lelaki itu pun masih terkulai. Sementara sinar mentari kepagian datang. Sinar panasnya menyirami tubuh lelaki itu tanpa ampun. Menghangatkan naluri kelaki-lakiannya yang hampir mati ditelan narasi kotor yang diumpatkan manusia sekitar ke udara cakrawala yang bebas. Cahayanya pun warnai lalulintas kehidupan manusia. Hempasan noda dari mulut-mulut bau yang menghantam nurani tanpa ampun dan tak dapat ditepisnya. Suara kokok ayam dan derap langkah manusia berkehidupan juga warnai hidupnya. Dan lelaki itu masih terkulai.
KEMBALI KE ARTIKEL