Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Lelaki yang Terlunta Direntanya Malam

24 Maret 2016   10:27 Diperbarui: 26 Maret 2016   23:18 503 14
Lelaki itu pun masih terkulai. Sementara sinar mentari kepagian datang. Sinar panasnya menyirami tubuh lelaki itu tanpa ampun. Menghangatkan naluri kelaki-lakiannya yang hampir mati ditelan narasi kotor yang diumpatkan manusia sekitar ke udara cakrawala yang bebas. Cahayanya pun warnai lalulintas kehidupan manusia. Hempasan noda dari mulut-mulut bau yang menghantam nurani tanpa ampun dan tak dapat ditepisnya. Suara kokok ayam dan derap langkah manusia berkehidupan juga warnai hidupnya. Dan lelaki itu masih terkulai.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun