Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Trio Penguak Takdir AirAsia QZ8501

4 Januari 2015   05:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:51 235 7
Pak Darso kaget bukan kepalang. Tak biasanya nelayan Pangkalan Bun ini melihat pesawat terbang rendah di sekitar perairan Karimata tempatnya mencari nafkah.

" Saya melihat ada pesawat terbang rendah," ujar nelayan asal Pangkalan Bun ini dalam percakapan dengan Host Meja Bundar TVOne Dwi Anggia jumat malam (2/1) lalu.

Sebelumnya dalam dialog interaktif dengan presenter TVOne Putri Viola dalam program Breaking News senin (29/12) malam, Darso menarasikan hal senada sebagaimana pandangan matanya saat melihat burung besi terbang rendah.

' Apakah Bapak melihat warna pesawatnya seperti yang sering dilayar televisi," tanya Putri Viola lewat telepon.

' Iya. warnanya merah putih," jawab Pak Darso diujung telepon.

Narasi senada juga diungkapkan nelayan Pangkalan Bun lainnya Rahmat dan Fendi. Mareka bertiga bersama dengan Pak Darso adalah penguak tabir keberadaan pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak saat perjalanan menuju Singapura dari Surabaya.

Sebelumnya selama 2 hari usai dinyatakan hilang kontak minggu (28/12), pencarian dari Basarnas terfokus di daerah perairan Manggar, belitung Timur, Bangka Belitung. Bahkan Basarnas telah membentuk Posko taktis di Pangkalpinang, Ibukota Bangka Belitung mengingat burung besi itu hilang kontak pada radar diperkirakan berada di perairan Belitung Timur.

Dan narasi serta informasi dari para nelayan kita di Pangkalan Bun, Kalteng telah merubah dinamika pencarian. ketiganya menguak takdir keberadaan burung besi itu.

Berkat informasi dari trio nelayan ini akhirnya KRI Bung Tomo berhasil menemukan serpihan dan koper yang diduga milik Airasia dan penumpangnya.

Yang sungguh membanggakan Presiden Jokowi pun dalam sambutannya tak lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan nelayan kita sehingga pencarian makin terfokus.

Nelayan kendati sering dimarginalkan dan termarginalkan adalah bagian komponen bangsa yang selalu diikutsertakan dalam musibah. mareka para nelayan kita kadang memang melibatkan diri dalam pencarian dengan alasan kemanusian walaupun kadang mareka tak dimanusiakan Pemerintah lewat program-programnya.

Terlepas apapun yang kini terjadi, adalah sebuah aksioma bahwa peran ketiga nelayan asal Pangkalan Bun itu adalah sumber penguak takdir keberadaan AirAsia QZ8501. Lewat informasi dari mareka hanya dalam 3 hari Basarnas bisa menemukan sesuatu yang memulai awal dari pencarian riil dan terfokus sehingga kerja Basarnas pun mendapat pujian dan sanjungan dari berbagai pihak. Termasuk dari negara luar.

Kerja Basarnas memang belum usai. Proses evakuasi memang masih terus berjalan. demikian pula dengan proses identifikasi para korban masih terus berlangsung. Dan duka kita sebagai anak bangsa pun belum kering airmata.

Untuk pemerintah, jangan abaikan peran nelayan. Kendati mareka rakyat kecil dan jelata namun karya mareka mampu melahirkan dinamika yang besar. Contoh riilnya adalah menguak takdir pesawat AirAsia QZ 8501.

Terima kasih Pak Darso, Rahmat dan Fendi. Jasa Bapak-bapak tak dilupakan bangsa ini. Salam junjung besaoh...(Rusmin)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun