Enggan rasanya menuliskan artikel ini. Mengingat, para pembacanya adalah orang yang sudah lama "kaffah" dalam keilmuan mereka. Diskursus mengenai Polahi, penulis ingin mengajak kita semua, memulai dengan tiga pertanyaan, sebagai bahan untuk berkontemplasi. Pertama, mengapa Polahi itu ada? Kedua, bagaimana mereka sampai ada? Ketiga, untuk apa keberadaanya kita kaji? Ulasan pertanyaan ini, juga sebagai respon atas klaim argumentasi yang disampaikan Basri Amin, dalam prolog karyanya Pomalingo & Rahim (2019), yang secara tekstual "Polahi memiliki otonomi komunitas yang mencerminkan kemandiriannya, karena mereka tidak bergantung pada sistem, atau struktur organisasi yang modern dan lebih bersifat nomaden."
KEMBALI KE ARTIKEL