Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Membuka Keran di Kepala yang Disebut Khayalan

29 Januari 2020   07:46 Diperbarui: 29 Januari 2020   07:59 504 11
Otak manusia menjadi semacam keran yang sanggup mengucurkan khayalan tak putus-putus. Sebuah bahan baku tulisan bagi seorang penulis fiksi yang melimpah ruah, sebuah inspirasi yang mengalir tiada henti bagi seorang peneliti, sebuah kekuatan tak tertandingi bagi seorang penemu.

Sinopsis otak terbagi dua. Wilayah yang terpetakan dan tidak. Wilayah yang pertama berisi rencana dan realita, sedangkan wilayah kedua adalah ruang kecil yang memproduksi hologram dari bayangan. Bayangkan, sebuah hologram saja sudah membingungkan untuk dicari bentuknya seperti apa. Apalagi ini yang dicari bentuknya adalah bayangan. Rumit.

Itulah yang disebut ruang imajinasi. Sebuah dimensi khusus bagi kita untuk mereka-reka. Kekuasaan tak terbatas yang tidak dibatasi oleh norma dan aturan. Asalkan jangan sampai kekuasaan tersebut coba diterjemahkan dalam bentuk kejadian nyata yang merugikan orang lain.

Sebuah karya fiksi pada umumnya terbentuk dari dimensi ini. Orang menyeret semua atau sebagian khayalan dalam bentuk tulisan. Menjadi puisi, cerpen, atau novel. Memang terkadang karya fiksi yang ada bersumber dari pengalaman yang sudah ada, kisah yang telah terjadi, atau hikayat yang sudah seringkali diceritakan.

Akan tetapi tetap saja, dimensi khayal mendominasi di sini. Apabila dibuat sebuah urutan mengenai seberapa besar pengaruh khayal terhadap sebuah karya fiksi, maka urutannya dari yang terbesar hingga terkecil adalah;

1. Puisi

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun