Di bahunya tersandang gendewa yang telah dilumuri doa-doa, berikut mata panah yang akan menuntunnya memburu aksara demi aksara. Matanya setenang telaga di hari ketika setangkai padma dilahirkan tanpa diikuti sedikitpun riak air dari daunnya yang menggelinjangkan takdir.
KEMBALI KE ARTIKEL