Sekarang ayah tidak sekedar mendengar cerita. Ayah justru mempunyai bidadari-bidadari kecil yang dititipkan Tuhan untuk menghibur ayah yang sedang lelah, resah dan terkadang merasa dunia ini sudah patah.
Kalian akan tumbuh dan berkembang. Sebagaimana takdir seorang anak dituliskan. Mungkin kelak kalian akan melanjutkan sekolah setinggi-tingginya, mendaki langit agar bisa melihat dunia dengan utuh. Melalui cita-cita kalian yang tentu saja jangan pernah runtuh.
Ingat ya nak, orangtua hanya perantara saja. Mengantarkan kalian menemui dunia, berhadapan dengannya, dan lalu menaklukkannya.
Jika kalian ingin tahu. Dan sebaiknya memang mesti tahu. Orangtua mempunyai harapan setinggi asal mula bianglala. Berharap kalian menjadi elang. Sekaligus bintang.
Saat menjadi elang, jangan pernah abaikan angin yang menemanimu setiap waktu. Kalian akan menyisir langit dengan penuh perjuangan. Angin itu adalah saudara dan kawan. Jangan pernah lupakan mereka. Jangan pernah meninggalkan mereka.
Saat menjadi bintang, jangan pernah lupakan kunang-kunang. Cahayamu mungkin jauh lebih terang dibanding kunang-kunang. Tapi kalian harus tahu untuk selalu menunduk memandang bumi. Jangan selalu menengadah menatap langit. Dalam tunduk, kalian akan terhindar dari tersandung saat melangkah. Jika selalu menengadah, kalian tak akan sadar apa yang bisa membuat kalian jatuh tunggang-langgang.
Ada 4 pegangan yang mesti kalian genggam seerat macan;
1) Tuhan, adalah peniup ruh bagi kalian. Laksanakan perintah dan jauhi semua larangan. Tuhan punya surga dan neraka. Kalian harus patuh kepadaNYA jika ingin mengejar surga.
2) Orang tua, adalah yang membesarkan kalian dengan penuh kasih sayang. Di setiap mata orangtua, ada airmata yang selalu ikut berdoa. Di setiap hati orangtua, selalu ada pinta yang ikut berdoa.
3) Saudara, adalah tempat kalian berbagi darah, suka dan duka. Teruslah bergandengan dengan saudara sampai tua. Kalian akan tahu, saudaralah orang pertama yang akan membantu kalian dalam kesulitan dan duka.
4) Sesama, jangan pernah lupakan untuk membantu sesama. Jangan cuma membantu semampunya, tapi bantulah sekuatnya orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kalian. Terutama tentu saja anak-anak yatim piatu yang kehilangan tempat untuk bersandar. Jadilah sandaran untuk mereka. Seperti pepohonan terhadap tanah yang padanya sekuatnya bertopang.
Tetap sehat, tetap kuat, tetap semangat!
Jika pada langit kalian terikat
Maka pada bumilah kalian mesti berbuat
Medan, 25 Oktober 2018