dari buku yang aku biarkan tergeletak
di meja yang berserakan tinta
di setiap hadirmu ada kata-kata
mendengung di telinga
memasuki ruang-ruang di kepala
aku lantas menjadi begitu tergesa-gesa
merangkai tangan dan mata
ke dalam kesaksian cinta
aku mengingatmu
dari tarian wangi bunga kenanga
di halaman yang ditumbuhi banyak kenangan
pada setiap bagian ingatan
kau adalah suara bisikan
memintaku berteriak lantang
aku lalu terburu-buru
membenahi pita suaraku
supaya selaras dengan nada rindu
aku merekam keberadaanmu
di kota yang sibuk berdandan
memakai riasan hujan
di rahim kota itu kau dilahirkan
di kota itu juga tembunimu kau lupakan
atas perintah air, tanah dan keinginan
yang coba kau kebumikan
Bogor, 20 Oktober 2018