Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Perempuan Itu

17 Oktober 2018   06:21 Diperbarui: 17 Oktober 2018   06:38 363 5
kepada langit malam perempuan itu tengadah
mencari di sana barangkali ada cinta yang tumpah
mungkin dari gugusan bintang
di tampilan etalase rasi yang terang

kepada keramaian jalanan perempuan itu mencari kata-kata
paling tepat untuk memindahkan sunyi yang bergelayut di mata
juga letih tak kira-kira
yang membuat akar pohon di dalam jiwa

kepada purnama yang masih jauh perempuan itu mengajukan keluhan
begini rupanya menjadi kekasih bulan
hati mudah sekali menyempit
terutama saat lekuk tubuh bulan sedang menyabit

kepada kesendirian perempuan itu melemparkan tatap mata
inilah sosok yang menemaninya begitu lama
mengaku mengasihi padahal sebenarnya menjejalkan sunyi
mengatakan mencintai namun sesungguhnya hanya menunggunya mati

kepada dirinya sendiri perempuan itu mempersembahkan bait-bait puisi
tentang kegembiraan dan kebahagiaan yang lama berbasa-basi
menghiburnya saat menjelang pagi
namun sekaligus memperlihatkan bagaimana cara pagi bunuh diri


Jakarta, 17 Oktober 2018



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun