Saat kau memalingkan muka dari separuh bulan yang memucat. Â Sedang menatapmu yang berdiri di atap. Â Namun kau memutuskan justru menghunjamkan perhatian kepada lalu lalang dan kegaduhan di bawah. Â Saat itulah hati bulan patah di tengah-tengah.
KEMBALI KE ARTIKEL