Cemaranya berdiam seperti arca. Tak tersentuh angin. Memang tidak ingin. Maunya sederhana. Menikmati pelukan matahari. Sampai sirip-sirip daunnya menegak kembali. Dinginnya malam selalu saja menyuruhnya tertunduk. Hingga buku-buku rantingnya tertekuk takluk.
KEMBALI KE ARTIKEL