Lusinan keinginan masih tertinggal dalam benak yang dikeruhi sisa genangan hujan. Pagi yang menyapa dengan elok dibiarkan saja. Kau lebih memilih menjemur keinginan terbarumu. Padahal matahari masih berusaha merangkaki hari. Kau tidak peduli.Â
KEMBALI KE ARTIKEL