“Hiks hiks hiks......” suara lirih tangis memecah kesunyian pagi. Prolet menoleh cepat. Cindy, salah satu teman seruangan kerja menutupi muka. Terisak isak. Kebetulan pagi ini ruangan masih sepi. Hanya dia dan Cindy yang sudah datang. Prolet ragu ragu. Haruskah dia mendatangi gadis itu dan mencoba menghiburnya?
KEMBALI KE ARTIKEL