Diplomasi nasi nasi goreng dan koalisi Teuku Umar begitu banyak media massa merangkum kedekatan kembali Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri. Berbekal kedekatan itu, Prabowo Subianto dan Partai Gerindra pun digadang-gadang akan merapat pada barisan koalisi Pemerintah. Modal sambutan hangat dari Megawati yang notabene adalah pemimpin Partai yang mengkomandoi Koalisi Jokowi-Maruf tentu Prabowo bersama Gerindra akan mendapat gelaran karpet merah untuk masuk ke dalam koalisi Jokowi.
Banyak pihak memang menafsirkan kedekatan Prabowo Subianto dengan Megawati adalah sinyal bagi merapatnya Prabowo Subianto dalam kapal pemerintah. Bahkan dalam Kongres V Partai PDIP Prabowo Subianto mendapatkan sebuah undangan khusus. Kedatangan Prabowo bahkan begitu dinanti saat musyawarah kongres Partai berlambang banteng tersebut.
Namun kedatangan Prabowo bukan tanpa hambatan dalam Kongres tersebut, Prabowo Subianto mendapat "pukulan" dan sentilan bertubi-tubi dalam kongres tersebut, tentu sebuah pukulan dalam sebuah nuasa keakraban. Tapi dalam pukulan bertubi yang diberikan kepada Prabowo jelas ada makna yang secara mendalam disampaikan kepada Prabowo dan Partai Gerindra.
Pukulan pertama yang menyambut Prabowo Subianto dalam cerita Panitia Kongres V PDIP I Wayan Koster mengenai kelakar Megawati yang secara khusus mengundang Prabowo Subianto. "Peserta wajib menyapa dengan ramah. Nanti begitu Pak Prabowo hadir jangan teriak "huuuuuu..". Tepuk tangan saja, hormati tamu," kata Ketua Panitia Kongres V PDIP, Wayan Koster menceritakan soal arahan Megawati".
Kedatangan Prabowo Subianto pada Kongres PDIP mendapatkan kursi special, bahkan lebih spesial dibanding Ketua Umum Partai Politik yang tergabung dalam koalisi, seperti Golkar dan Nasdem. Namun kursi spesial yang diberikan kepada Prabowo Subianto tidak menjadikannya bebas dari sentilan dan pukulan-pukulan ringan selama Kongres berlangsung. Mengawati menyinggung kemenangan telak Jokowi-Ma'ruf di Jawa Tengah. Bahkan, di hadapan Prabowo Subianto. Megawati merasa aneh dengan rencana Prabowo-Sandiaga mendirikan posko di Jawa Tengah. Daerah itu diketahui merupakan kandang banteng.