Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengaku akan menunggu dan menanti hasil penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Meskipun hasil hitung cepat (quick count) dari 12 lembaga survei yang ada telah memberikan angka yang jelas, akan tetapi Capres yang saat ini merupakan Presiden RI ini menekankan pentingnya menunggu hasil resmi yang dikeluarkan oleh KPU.
Namun, lain di mulut, lain pula di hati. Dalam poin-poin penting penyusunan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran (TA) 2020 yang sudah mulai diumumkan oleh pemerintah tampak program kampanye petahana ini masuk dalam rancangan. Selepas sidang kabinet paripurna (SKP) mengenai ketersediaan anggaran dan pagu indikatif APBN 2020 Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan diminta memasukkan kebutuhan anggaran program tiga kartu sakti yang dijanjikan Jokowi-Ma'ruf Amin saat kampanye.
Seperti diketahui, ketika kampanye salah satu program unggulan paslon 01 adalah kartu sakti yang meliputi, Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, Kartu Prakerja, dan Kartu Sembako Murah. Menkeu selaku "Pembantu Presiden" tentunya tidak akan mulai menghitung anggaran tanpa adanya perintah dari atasannya. Setelah sebelumnya mengumumkan akan sabar menunggu hasil resmi, Jokowi menjilat ludahnya sendiri dengan munculnya rancangan APBN 2020 ini.
Di tengah panasnya akar rumput menunggu hasil akhir, pengumuman ini seperti menyiramkan minyak ke bara api. Situasi yang sebelumnya masih "hangat" tentunya menjadi panas karena secara tidak langsung, melalui bocoran APBN ini Jokowi sudah mengumumkan kemenangannya. Padahal, beberapa hari sebelumnya dalam konferensi pers setelah Pemilu, beliau meminta kepada pendukungnya untuk bersabar dan menunggu hasil resmi KPU 22 Mei 2019 nanti sebelum mendeklarasikan kemenangan.
Ani, sapaan akrab Menkeu, berkilah bahwa kebutuhan anggaran kartu-kartu tersebut tidak semata-mata dihitung lantaran pemerintah saat ini percaya bahwa Jokowi sudah memenangkan Pilpres 2019. Anggaran direncanakan karena kartu-kartu itu sejatinya memang sesuai dengan rancangan pembangunan pemerintah ke depan.
Leih lanjut dia memberikan contoh, KIP Kuliah dan Kartu Prakerja sejatinya sejalan dengan fokus pembangunan, yaitu perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM) dari sisi pendidikan. Sementara Kartu Sembako Murah merupakan jurus baru untuk memastikan perbaikan kualitas SDM dari sisi kesehatan dan penanggulangan kemiskinan. Kartu tersebut rencananya akan disinkronkan dengan program penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dam Program Keluarga Harapan (PKH).
Sementara itu, seperti prediksi analis dan pengamat sebelumnya, Ani mengakui jika pada TA 2020 Presiden menginstruksikan untuk menambah anggaran belanja. Akibatnya, kenaikan anggaran belanja negara pada tahun depan, jika Paslon 01 menang sesuai dengan hasil resmi KPU, akan membengkak. Selain masih melanjutkan pembangunan infrastruktur, pkebijakan kas keuangan negara tahun depan lebih menitik beratkan pada pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai janjinya ketika berkampanye.
Selain itu, dalam SKP tersebut juga pemerintah menargetkan pada 2020, pertumbuhan pendapatan negara akan berada di kisaran 10% - 13,5% dari potensi outlook pendapatan negara pada tahun fiskal 2019. Sementara dari sisi belanja negara, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengakui jika beberapa program pemerintah lebih difokuskan dari sisi pengeluaran. Padahal defisit APBN 2019 terus melebar menjadi Rp 101,96 triliun atau 0,63% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal I 2019. Sebelumnya pada Maret 2018, defisit APBN tercatat sebesar Rp 85,8 triliun.
Tanya kenapa?
Sumber:
cnnindonesia.com
beritagar.id
cnbcindonesia.com