Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Menginspirasi Tuhan

3 November 2011   23:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:05 193 0



Anda boleh percaya boleh tidak bahwa tidak satupun makhluk yang diciptakan Tuhan, sia-sia. Semua yang tercipta memiliki tujuan penciptaannya sendiri. Mulai dari ciptaan yang secara kuantitas berukuran besar sampai pada ciptaan yang berukuran sangat kecil. Mulai dari manusia sebagai puncak kesempurnaan ciptaan-Nya, sampai pada binatang, tumbuhan dan benda mati yang terhitung jumlah dan jenisnya. Selalu ada tujuan, hikmah di balik perbuatan Tuhan dalam aneka ciptaannya. Semua ciptan-Nya adalah guru yang memberikan pelajaran sepanjang kita mau belajar.

Manusia memiliki banyak ragam kecerdasan yang dapat digunakan untuk memahami diri dan sekeliling kita. Pemahaman kita terhadap sekeliling kita, di samping dapat mengantar kita menemukan Yang Maha Kuasa, juga dapat menggugah batin kita agar dapat melangkah secara benar, melalui upaya mengambil pelajaran dari apa yang kita kenal dan saksikan. Kalau kita menengok ke dunia binatang, kita bisa melihat masyarakat lebah bagaimana disiplinnya, lalat atau laba-laba. Atau, kita bisa menarik pelajaran dari sebuah batu yang demikian kokoh, lalu dapat berlubang walau hanya dibasahi air setetes demi setetes.

Kata ini begitu sederhana dan begitu mudah diucapkan. Sederhana, ia adalah daya gugah nurani yang luar biasa dahsyat dan sanggup  melampaui batas-batas tertentu, logika misalnya. Inspirasi, demikian orang-orang menamainya. Sering dalam kehidupan kita menyaksikan kisah hidup seseorang yang luar biasa, sedemikian luar biasa, sehingga kita tertegun dan tidak habis berpikir dibuatnya. Keluarbiasaannya (misalnya) tentu bukan terletak pada karena seseorang tersebut lahir dari keluarga yang berada dan sangat berkecukupan, sehingga bisa melakukan apa saja, bisnis apa saja yang menghasilkan berlimpah materi dan segala fasilitas-fasilitas mewah mentereng yang diyakini sebagai penunjang paling utama meraih kebahagiaan.  Tentu saja bukan itu, bahkan yang demikian itu sangat jauh dari luar biasa.

Tapi, cobalah kita tengok, misalnya, kehidupan Pak Mansyur – untuk menyebut salah satu saja dari sekian banyak kisah hidup yang luar biasa. Pak Mansyur, dia adalah seorang manusia yang kuat & berani menjalani hidup, padahal matanya tidak bisa melihat secara permanen. Kekuatan dan kelebihannya melebihi para pemegang rekor dunia. Bagaimana tidak, dengan kebutaannya dia kuat menjalani hidup ditengah-tengah cercaan, hinaan orang-orang disekitarnya, dia berani membina rumah tangga dengan berjualan kerupuk untuk menafkahi keluarganya. Setiap hari Pak Mansyur berkeliling jualan kerupuk dari rumahnya ke daerah Ciputat-Bintaro sampai ke Pamulang.

Kisah Pak Mansyur diatas menjadi inspirasi yang menggugah nurani kita semua sebagai manusia  yang mau belajar dan mau menjalani hidup dan tidak menyerah pada keadaan hanya karena keterbatasan-keterbatasan fisik yang dimiliki. Cayoo.. semangat.. !!!

Konon, Timur Lank (Timur Yang Pincang, 1336-1405 M) Raja Mongol dan cucu Jengis Khan (1167-1227 M), yang menguasai dan menundukkan Iran, Delhi sampai Damaskus dan Turki, menarik pelajaran dari seekor semut yang mengangkut muatan besar menuju tebing yang tinggi. Berkali-kali semut itu terjatuh, tetapi ia tidak berputus asa dan memulai lagi sampai akhirnya ia berhasil. Demikian semangat juang diraih melalui seekor semut oleh Panglima Mongol yang memporak-porandakan Baghdad itu.

Dari kisah dan contoh-contoh diatas, kita mengambil kesimpulan bahwa menarik pelajaran tidak harus selalu melalui pengetahuan yang dalam, tetapi juga melalui pengalaman kecil. Dengan kemauan keras dan ketekunan, kesulitan dapat diatasi.

Bagaimana dengan diri kita sendiri? Sudahkah kita mengambil pelajaran dari apa yang kita temui pada satu waktu tertentu dalam kehidupan kita?

Kita mungkin memiliki saudara, teman, sahabat atau kerabat yang selama hidupnya telah begitu banyak menginspirasi orang lain. Dengan jalan hidup yang dipilihnya, misalnya, ia kemudian menghadirkan begitu banyak kesadaran dalam pikiran dan jiwa orang-orang di sekitarnya, sehingga mereka kemudian hijrah dari perilaku dan cara hidup yang tidak memberi manfaat buat dirinya dan orang lain ke jalur kehidupan yang benar dan manfaat buat kehidupan sekitarnya.

Dengan gaya bahasa dan retorika yang memukau, gamblang serta yang terpenting adalah muatan makna yang mencerahkan dalam setiap kalimat yang disampaikan, Mario Teguh telah mampu mengubah sekian banyak orang –mungkin- dari terpuruk menjadi sukses, yang hampir putus asa menjadi tegar dan sangat optimis serta berani menjalani hidup dengan segala tantangannya.

Sangat sering saya merasa begitu kerdil – memang kerdil kok – dan sangat tak berguna bagi diri sendiri terlebih kepada orang lain. Apa yang sudah saya lakukan? Kadang saya merasa bahwa ada makhluk ciptaan Tuhan yang tercipta sis-sia, yaitu saya. Salah satu solusi untuk mengenyahkan pikiran-pikiran penuai dosa itu adalah dengan bergegas membuka Kitab dan mencari serta mengumpulkan segala dalil tentang tak adanya yang diciptakan Tuhan dengan sia-sia.

Ya sudahlah, karena untuk berbuat baik, memotivasi orang lain, toh tidak harus menjadi Mario Teguh secara keseluruhan, bukan? Dan juga untuk menginspirasi orang lain, saya tidak harus menjadi Pak Mansyur, tidak harus menjadi air yang melubangi batu, tidak harus menjadi semut yang tak kenal putus asa, bukan?

Jika memang tidak bisa memotivasi dan menginspirasi orang lain, biarlah begini saja. Jika memang harus jahat yah jahat sajalah, pendosa yah pendosa sajalah, jika hati keras tak tergugah oleh ceramah dan nasehat-nasehat yang baik, yah biar sajalah. Mungkin belum saatnya, yang jelas ini adalah jalan yang sudah semestinya dilalui. Bukankah, meski seburuk ini, tetap saja saya tidak tercipta sia-sia? Ada dalilnya kok..! hayooo, berani lawan dalil,? heheheh!

Dan bukankah dengan demikian, boleh jadi berarti saya sedang  menginspirasi Tuhan untuk mencipta sesuatu yang bisa merubah saya atau memotivasi Dia agar menggembleng salah satu makhluk cerdas-NYa, makhluk paling bijak-Nya untuk menggugah kerasnya hati saya dengan nasehat yang baik dan bijak?

Dan tidakkah itu sudah cukup menjadi bukti bahwa saya, seperti yang lain, memang pada dasarnya tidak tercipta sia-sia.? J

heheheheheheh

Asal Coret


*nashrun minallah, nashrun minallah, nashrun minallah wa fathun qariib*
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun