Aku melihatnya berdiri diam di depan jendela kaca yang menjulang setinggi langit-langit. Hanya pesawat dan hujan di luar. Semuanya terkaburkan abu-abu. Entah sudah berapa lama dia di sana. Sepi, itu yang aku rasakan ketika melihatnya. Meski ada begitu banyak orang dan anak-anak melakukan kegiatan di sekitarnya, menjerit atau tertawa riang, dia tetap diam tepat di tempatnya berdiri.