Mohon tunggu...
KOMENTAR
Film

Star Wars, My Movies

19 April 2023   21:32 Diperbarui: 20 April 2023   22:30 162 3
Meski semesta Star Wars (SW) bercorak klasik dibanding latar sinema kekinian, genre sains fikfan (fiksi fantasi) yang diusungnya senantiasa relevan di dunia sungguhan sejak awal kehidupan sampai kapanpun. Peperangan sejati cerita rekaan arahan George Lucas itu adalah para pendekar luar angkasa melawan kepentingan iblis yang diwakili sesama manusia.

SW dengan mencolok menampilkan zaman berteknologi maju beberapa dekade di muka (mungkin seabad kemudian). Tampilan usang bergaya retro pada keseluruhan film tetap dipertahankan begitu artistik ; keistimewaan arsitektur dan peralatan tempurnya tentu subjektif, terutama bagi milenial. Memang ada apa lagi di tahun 70-an? Jelas generasi kontemporer akan semakin berjarak dengan era tersebut. SW adalah film yang punya karakter dari segi penokohan dan setting.

Sebetulnya sudut pandang futuristik abad 20 kurang ngepop, meskipun ia tidak menghambat animo penggemar dan penonton baru. Kupikir SW bakal terus ditonton termasuk berbagai subplot (SW story dan serial), dengan urat nadi cerita yang diperluas. Orang boleh berbeda soal estetika. Aku sendiri menganggap tidak ada salahnya lekuk desain SW bertolak dari pemandangan abad 21.

Mencampur fitur sains dan gaib agak bertentangan dengan ulasanku mengenai kisah superhero. Beda SW ialah tokoh-tokohnya baik protagonis maupun antagonis dipersenjatai dengan sihir. Unsur sihir dalam fantasi memang sulit dihindari. Saya sendiri mengalami dilema sebagai seorang muslim yang menulis buku fiksi.

Sangat disayangkan jika franchise SW menghilangkan peran Iblis pada berbagai penayangan dan episode berikutnya di masa depan. Porsi boleh dikurangi seperti salah satu prekuel bertajuk Star Wars Story - Solo. Biarpun tidak di alur utama, film ini salah satu yang terbaik.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun