Mohon tunggu...
KOMENTAR
Film

Metafisika Romantis The X-files

31 Maret 2021   16:21 Diperbarui: 11 Agustus 2021   08:12 315 2
Aku menganggap serial The X-Files di era 90-an adalah ensiklopedia fiksi ilmiah dasar plus plus teori konspirasi. Nyaris semua elemen fiksi tersedia : horror, mystery, dan mitologi fantasi. Menonton film di zaman sekarang ia jelas ketinggalan, namun penokohan dan editing juara di masanya.

Setting yang membumi didukung teknologi saat itu berupa masyarakat urban, jalan-jalan poros, dan hutan lebat amerika. Meskipun rekaan, seolah semua gonjang-ganjingnya terjadi pada tetangga warga sekitar, jauh dan dekat. Polisi lokal atau sherif tiba lebih dulu di TKP diikuti dua agen FBI.

Metafisika romantisisme

Kita ulas terlebih dahulu penampilan dua pemeran utama : David Duchovny dan Gillian Anderson. Akting mereka cukup baik. Mungkin Gillian lebih menghayati peran Dana Scully daripada menjadi diri sendiri di dunia nyata. Dia kerap kesulitan bersikap wajar bila ada wanita cantik lain dalam adegan, sementara Fox Mulder mampu beradaptasi di segala situasi.

Scully tidak menyerupai detektif baklaki, tetap feminim di lingkungan maskulin dan berdandan seperti pembaca berita yang sadar-fashion ; dan bila Mulder tidak peka, tidak mengapa. Scully punya gestur istri-orang bahwa ada seseorang di rumah.

Tercatat sampai season 3, mereka tampil buruk hanya pada S2 : E1. Kalangan perfilman tentu tahu pemeran yang sanggup menjadi figur berbeda atau bertolak belakang dari orang aslinya lantas berhasil menyukseskan bagian penting sebuah film : penokohan, bahkan menjadi ikonik. Berdua mereka -sungguh- lebih mirip orang kantoran.

Scully di lab sedangkan Mulder berkacamata dibalik meja komputer (S1:E1). Nyatanya 'orang aneh' di sejumlah negara bagian melirik Dana sebagai mangsa dan Mulder kewalahan duel tanpa pistol.

Si jenius itu memang lebih mengandalkan otak daripada otot. Jelas dimunculkan bahwa mereka saling melengkapi. Bila Mulder terjatuh, Scully yang menggebuk lawan. Hubungan mereka melampaui romantisisme.

Versi film bioskop pertama The X-files seakan menjawab imajinasi penggemar tentang kemungkinan hubungan intim Mulder-Scully dan benang merah eksistensi makhluk luar angkasa.

Dengan pintar, penulis skenario / director membuatnya tampak insidental. Dua agen sempat berciuman lantas untuk pertama kali visualisasi pesawat raksasa UFO ditampilkan. Persahabatan mereka di sini tidak berciri platonik, lebih seperti rumah tangga yang super sibuk saking banyak kasus misterius seantero negeri.

Mulder pernah 'berselingkuh' dengan vampir perempuan sedangkan Scully diisukan hamil di luar syuting. Kebetulan saya tahu beberapa serial detektif berpasangan lain di era yang sama berjalan hingga tidur seranjang. Seperti pasangan liar lainnya, Mulder tak sungkan mengajak rekannya melanggar perintah atasan.

Hal kritis

Saya tahu asumsi Mulder dan Scully atau salah satu dari mereka ketika beraksi mampu mengatasi sosok antagonis. Aku tidak akan bilang dua agen tersebut tidak 'merasakan' genre mereka sambil berkaca dari pengalaman. Akan tetapi, bidang yang digeluti adalah kasus X-Files : supranatural dan jenis kejahatan di luar kemampuan manusia biasa. Maksudku FBI punya pasukan atau paling tidak panggillah bantuan yang diperlukan sebelum mendekati bahaya. Mereka bukan agen MIB bersenjata canggih melainkan hanya bermodal pistol standar dan skill bela diri pas-pasan.

Gaya amerika (Hollywood) tampaknya tidak terlepas dari karakter sok jagoan namun aku yakin seorang agen khusus penyelidik federal harus mengambil keputusan cepat melakukan ott monster pembunuh. Para penonton bisa mengatakan itulah film (fiksi), terkadang tidak realistis.

Selain itu, genre horror lebih eksplisit daripada genre mystery yang merupakan perbedaan mendasar. Apabila dua genre ini bercampur (misalnya : alien yang over exposed), akan merusak bagian-bagian terbaiknya (mysteries). Inilah kelemahan serial X-files. Meskipun demikian, tiap-tiap season mengandung pemisahan tersebut sehingga menjadi beberapa episode terbaik. Episode terburuk ada di S3 : E20 menjurus komedi.

Hingga S5, Dana Scully terlalu sering melakukan 'playing victim' bertema extra terestrial dan eksperimen rahasia berlarut-larut bergantian dengan Mulder di beberapa season. Tuntutan skenario tersebut agak menggerus daya tariknya, sementara Mulder relatif konsisten.

Seharusnya alur cerita tidak membiarkan Scully menyaksikan penampakan sebanyak perkara ghaib yang dialami rekannya, namun Scully terlibat terlalu dalam sehingga dua positioning berbeda bercampur-aduk. Sampai di sini agak berkebalikan dengan hipotesa Karlina Supelli. Scully mencapai puncak lebih dulu disusul Mulder. Bukankah ini mirip cara kerja Tuhan? Kelak mereka bersama-sama menyingkap puncak misteri dan saat itulah serial The X-files berakhir -atau tidak.

Tampaknya kreator The X-files mencoba beragam eksperimen misalnya membuat serial itu more entertaining, biar menjangkau lebih banyak penonton dll. Tentu tidak semua orang senang karena karakter film secara keseluruhan memudar. Mulder bercanda sesekali kurasa cukup.

Kesimpulan
The X-files bukan serial detektif atau teori konspirasi yang paling populer, bukan puIa pionir ; ia ada di pertengahan riwayat cerita science fiction. Meskipun demikian, setahuku kisah Mulder-Scully ialah salah satu leader dari segi teknik penceritaan : bagaimana skenario menahan informasi dan menjalin benang merah.

Teknologi perfilman semakin maju dan para sineas beserta kru terdorong memamerkan lebih banyak detil. Seperti komentarku di tulisan lain, menampilkan semua hal adalah tugas documentary. Film fiksi harus mengenakan 'scope'. Sutradara bekerja untuk mengundang imajinasi penonton. Ia tidak perlu mengumbar camera movement, menelisik terlalu dalam isi benda-benda, bak filsafat. Cukup bagaimana mata manusia biasa melihatnya. Di sinilah keunggulan film-film klasik abad 20.

Sumber :
- Serial The X-files tayang di aplikasi Disney+
- Youtube : Karlina Supelli

@mikailearns

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun