Selama menjadi pengajar di SMPN Satu Atap Paga, ada beberapa hal yang saya identifikasi terkait masalah yang saya hadapi di tempat tugas saya, khususnya terkait pembelajaran di kelas, yakni rendahnya hasil belajar siswa, rendahnya kemampuan literasi siswa dan juga kemampuan HOTS siswa. Saya menemukan bahwa kemampuan literasi peserta didik jauh di bawah kompetensi minimum(1,38)berdasarkan hasil AKM. Hal ini disebabkan karena kemampuan membaca yang masih rendah dimana masih ada siswa kelas VII yang belum bisa membaca dengan baik dan lancar, tidak tersedianya buku pelajaran siswa yang memadai dan penggunaan buku ajar yang belum tepat serta kurangnya minat siswa dalam hal membaca. Kemampuan HOTS siswa pun masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan rekan sejawat, diperoleh informasi bahwa penyebabnya adalah pembelajaran yang tidak kontekstual, guru tidak membiasakan diri untuk menggunakan pertanyaan dalam ranah HOTS dan kurangnya pemahaman siswa akan konsep yang diajarkan. Hal ini makin diperparah dengan kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak. Rendahnya hasil belajar siswa juga disebabkan karena metode pengajaran yang masih monoton dengan menggunakan metode ceramah di setiap pertemuan. Oleh karena itu sebagai guru saya merasa perlu untuk mengatasi hal tersebut di atas agar ada peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dengan menerapkan model maupun metode pembelajaran yang bisa memberikan pengalaman belajar yang mampu membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan literasi, kemampuan HOTS dan pemahaman konsep siswa. Dalam hal ini model pembelajaran yang saya terapkan adalah model Problem Based learning dengan mengunakan media pembelajaran berdasarkan konsep TPACK seperti penggunaan PPT interaktif, video, gambar, menyiapkan LKPD yang berisi pertanyaan yang bersifat HOTS dan praktikum sederhana serta menyiapkan bahan ajar yang menarik dengan memanfaatkan aplikasi canva untuk mengatasi masalah kurangnya buku siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam mengatasi masalah ini ada beberapa hal yang menjadi tantangan bagi saya yakni harus mampu mengintegrasikan TPACK dalam pembelajaran karena selama ini sudah terbiasa dengan mengajar secara ceramah, belum terbiasa membuat bahan ajar yang menarik minat siswa, kekurangan sarana dan prasarana seperti buku sumber untuk siswa dan jaringan internet,siswa tidak terbiasa melaksanakan kegiatan praktikum, sehingga harus benar-benar dibimbing. Untuk mengatasi tantangan ini saya banyak berliterasi untuk mengatasi kekurangan dalam hal bagaimana mengintegrasikan TPACK dalam pembelajaran, dan memotivasi siswa agar lebih percaya diri dalam hal melakukan praktikum secara mandiri. Adapun tahap-tahap pembelajaran yang terjadi dalam kelas adalah sebagai berikut :
- Orientasi siswa pada masalah
- Mengorganisasi siswa
- Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
- Menyajikan hasil karya
- Evaluasi proses pemecahan masalah