***
Sulit untuk melukiskan atau menuliskan saat-saat kenangan kami. Kau dan aku bahagia, menderita, tertawa, menangis, suka dan duka kami alami bersama.
Sembunyi-sembunyi kami bermain bersama. Melalui jalan setapak persawahan, lalu kami menemukan jatuhan air dari gunung. Berbincang-bincang tentang hari-hari kami yang telah dijalani, yang telah dilalui.
Sedikit demi sedikit mengeluarkan rahasia-rahasia terpendam di relung-relung nurani kami serta saling mengadukan keluh tentang derita nestapa kami, mencoba menghibur diri dengan harapan-harapan khayal dan mimpi-mimpi yang penuh duka. Sesekali kami menjadi tenang dan mengusapi air mata kami dan mulai tersenyum, melupakan segalanya kecuali cinta. – Khahlil Gibran