Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Dampak 65 Persen Kerusakan Hutan Sungai Bedadung Meluap Hingga Rumah Warga Terendam

30 Januari 2021   01:39 Diperbarui: 30 Januari 2021   02:40 336 0

Bencana banjir  dampak dari kerusakan hutan seperti  disampaikan Risma, pada 23 Desember 2019  sebenarnya sudah pernah diingatkan  Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Air Pertanian (PSDAP) Program Pascasarjana Universitas Jember,

Menurut data yang dihimpun dari penelitian dengan metode Geographic Information System (GIS) yang dilakukan  Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Air Pertanian (PSDAP) Program Pascasarjana Universitas Jember, 65 persen Daerah Aliran Sungai (DAS) Bedadung dalam kondisi kritis akibat erosi berat.

Salah satu penyebab erosi adalah penebangan hutan dan alih guna lahan yang masif terutama di daerah hulu DAS Bedadung.

Jika kondisi ini dibiarkan, maka bencana seperti banjir, erosi, sedimentasi dan longsor bakal lebih sering terjadi di Jember, terutama di daerah hilir.

Dampak dari parahnya kerusakan hutan, saat musim hujan telah menyebabkan Kabupaten Jember dikepung banjir.

Mulai dari  Desa  Wonoasri, Kecamatan Tempurejo,  Bangsalsari, kini  Sungai Bedadung yang hulu mata  airnya berada di  lereng Gunung Argopuro, meluap hingga menggenangi,  menghanyutkan beberapa rumah penduduk.

"Ini baru pertama kalinya sungai Bedadung banjir setinggi ini, entah di daerah bawah (hilir) bisa jadi tambah parah," ujar warga Biting Arjasa Jember.

Relawan PMI Kabupaten Jember yang melakukan pemantauan, melaporkan meluapnya aliran Sungai Bedadung, diketahui, sejumlah rumah warga yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS ) sudah mulai terendam. Ketinggian air yang merendam rumah warga mencapai dada orang dewasa.

"Ada 12 rumah di sekitar Jalan Sumatera di samping Gladak Kembar yang terendam. Saat ini sudah mulai mengungsi, beberapa tim PMI bersama dengan BPBD saat ini meluncur ke arah Wuluhan daerah hilir sungai Bedadung," ujar Gufron, Humas PMI Kabupaten Jember kepada media.

Kondisi air di sungai dengan panjang 161 kilometer ini masih mengkhawatirkan, mengingat hujan ringan masih terus mengguyur bagian hulu di lereng Gunung Hyang Argopuro sisi timur. Beberapa warga berusaha  terus memantau kondisi luapan air di semua jembatan yang dilalui sungai Bedadung.

"Saat ini dam di bendungan Talang sudah dibuka total, dan terus dipantau. Jika ketinggian air naik satu meter, kondisi di hilir seperti Kecamatan Balung dan Wuluhan sampai Puger, tentu lebih parah, dan kami mengimbau agar warga waspada dan menjauhi aliran sungai bedadung," himbau Gufron. (*).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun