Kadang kita merasa lucu melihat sebuah prilaku, atau kebiasaan, atau budaya, atau adat istiadat yang baru pertama kali kita lihat, dan lalu kemudian menurut kaca mata kita hal tersebut kita anggap aneh bin ajaib. Bahkan, acap kali kita menertawi apa yang kita lihat tersebut. Kerap kali kita tertawa geli, tetapi tanpa kita sadari di sisi yang lain orang atau budaya yang sementara kita tertawai itu justru akan balik menertawakan kita dan budaya yang kita punyai, oleh karena menurut mereka kitalah yang lucu dan menggelikan. Jadi budaya setempat yang dianut orang itu tidak absolute paling bagus. ‘Kebenaran’ budaya itu sesungguhnya relatif. Orang bijak berkata “Apa yang bagus buatmu belum tentu bagus buatku, maka demikian sebaliknya.”
KEMBALI KE ARTIKEL