Kenapa Prabowo Pantas Jadi Presiden?
Prabowo, nama yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Ia adalah sosok yang sekarang ini lagi menjadi sorotan karena pencalonan dirinya untuk menjadi Presiden republik ini. Banyak yang mendukung beliau. Meskipun tentu saja ada juga suara yang menyeruak muncul menyuarakan ketidaksukaan mereka bila Prabowo jadi Presiden. Namun, sungguh, di sisi yang lain kita mestinya lebih arif dalam menilai. Jangan kita terpaku pada cara berpikir kita yang ‘negative lover’.
Jenderal Prabowo adalah sosok yang memiliki pendirian yang amat sangat kuat, dan mempunyai sikap yang tegas. Apalagi bila sudah berhubungan dengan harga diri bangsa. Tidak akan pernah seorang Prabowo membiarkan bangsa Indonesia diinjak-injak bangsa lain. Itu sudah jelas. Kata-katanya berulang kali kita dengar mengenai hal serupa.
Nah, Salah satu pencapaian luar biasa Prabowo adalah ketika ia masih menjadi pimpinan Kopassus, yaitu pada sebuah Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma pada tahun 1996. Saat itu, 12 peneliti disekap oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Operasi tersebut berhasil menyelamatkan nyawa 10 dari 12 peneliti Ekspediti Lorentz '95 yang disekap oleh OPM.Kisah pembebasan itu kini difilmkan dan muncul di TV Nasional Belanda (dapat Anda lihat di Youtube).
Masih ada begitu banyak cerita heroik beliau semasa masih menjadi prajurit aktif. Pernah juga suatu ketika ia memimpin pasukan Den28, yaitu sekitar Desember tahun 1978. Ditugaskan untuk membunuh Nicolau dos Reis Lobato, sang pendiri dan wakil ketua Fretilin, yang pada saat itu menjabat juga sebagai Perdana Menteri pertama Timor Leste. Karena prestasi ini pulalah, Prabowo akhirnya mendapatkan kenaikan pangkat.
Ada yang menarik pada peristiwa Fretilin itu. Saya pernah membaca kisah tentang bagaimana Prabowo bertempur kala itu. Dengan gagah berani ia memimpin pasukannya tanpa mengenal rasa takut. Keberaniannya mendapat apresiasi dan ancungan jempol para bawahannya. Ketegasan serta kedisiplinannya adalah salah satu kekuatan utama dalam dirinya. Baginya, melakukan sesuatu itu mesti sungguh-sungguh dan tidak boleh main-main. Apapun mesti dilakukan dengan penuh keseriusan dan kesungguhan. Sebab dengan demikian niscaya kita akan mendapatkan apa yang kita perjuangkan.
Waktu itu, Sersan La Ode Ilham adalah saksi hidup betapa Prabowo adalah pribadi yang memang seorang prajurit berjiwa ksatria. Prabowo juga yang mengatakan kepada sersan La Ode untuk tetap konsentrasi dalam pertempuran. Kepada La Ode, Prabowo sempat berucap, “Prajurit akan bersemangat jika melihat komandannya bersemangat”. Hal itu dikatakannya di tengah desingan peluru tentara fretelin Timor yang datang silih berganti, mengancam nyawa dirinya dan semua bawahannya. Bagi bawahannya, Prabowo itu layaknya sebuah obor yang akan menghangatkan mereka di kala gundah, dan menjadi penyemangat mereka di segala waktu. Ia adalah pemimpin yang tahu betul bagaimana memimpin. Ketegasannya, tentu saja dibungkus dengan ketulusan dalam memimpin. Ia memang layak menjadi seorang pemimpin.
Pemuda gagah berani bernama Prabowo itu, pada masa-masa keprajuritannya adalah sosok yang memiliki ‘nyali besar’.Seolah-olah ia memiliki kekuatan berlapis-lapis, yang musuhpun tak kuasa menembusinya. Di medan pertempuran keberaniannya seolah mengisyaratkan satu sinyal, bahwa betapapun hebatnya musuh di depan sana, tak akan pernah ia mundur. Padahal ia adalah anak seorang Begawan Ekonomi yang sangat terkenal, dan mantu dari seorang Presiden yang begitu di segani dunia internasional. Kesediannya untuk membela bangsa dan negara yang begitu ia cintai memang sungguh luar biasa, tanpa pernah memperhitungkan kenyamanannya, dan rasa aman bagi dirinya sendiri.