Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money Artikel Utama

Gaya Hidup, Kelas Sosial, dan Personalitas Masyarakat Pemilih Indonesia

12 Agustus 2012   13:58 Diperbarui: 20 Juni 2016   15:03 7199 20
Kelas sosial dapat dijadikan patokan seperti apa nantinya produk akan mereka tawarkan. Supermarket dan mall-mall besar misalnya menampilkan kemewahan untuk melayani orang-orang kelas atas. Pada saat bersamaan ada mall-mall kelas menengah yang justru memampang diskon besar-besaran, dengan tampilan barang-barang murah demi melayani (menarik dan merangkul) pasar keluarga menengah dan kelas sosial yang dibawahnya . Pemasar menggunakan kelas sosial untuk membagi pasar mereka dalam membangun produk, mendesain reklame, menghias tempat, mengembangkan aksesoris-aksesoris lain dalam strategi pemasaran mereka sehingga terlihat menarik bagi kelas sosial yang mereka sasar. Misalnya Perusahaan General Wine & Spirits menggunakan slogan “Apa yang diberikan orang kaya untuk kemakmurannya…” dalam rangka mempromosikan Whiskey Royal Salute Scotch, dan sudah pasti untuk menarik para orang kaya dengan status kelas sosial tingkat atas. Lantas bagaimana cara seperti ini bermain dalam konteks politik? Sami mawon. Anda bisa lihat para politisi yang mengerti strategi pemasaran baik yang menguasainya secara langsung maupun yang hanya dengan mengandalkan intuisi, selalu saja menerapkan strategi yang sama dengan para pemasar tadi. Tepat tidaknya strategi tersebut dalam meraih suara adalah cerita lain. Anda bisa melihatnya secara nyata, ada yang begitu kuat kepercayaannya bahwa merangkul pemilik suara dari golongan kelas sosial atas akan sangat berpengaruh bagi dirinya---misalnya dalam konteks pemilu maupun pemilukada. Tapi ada yang sebaliknya, kelas bawahlah yang ia dekati dan rangkul. Baginya kelas sosial yang menentukan untuk disentuh dan cukup memengaruhi adalah kelas yang selama ini termarginalkan tersebut. Derajat kelas mereka perlu diangkat. Kelas sosial setiap calon pemimpin juga sudah cukup untuk menggambarkan seperi apa dianya nanti ketika terpilih sebagai pemimpin. Semakin tinggi kelas sosial yang ia miliki akan semakin mungkin ia menjadi arogan dan memandang sebelah mata orang-orang kelas bawah. Semakin merasalah ia sebagai ‘raja’ yang mesti dihormati dan disanjung-sanjung.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun