Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bahasa

Lagi-lagi, Bahasa Sendiri Masih Keliru?

12 September 2011   06:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:02 473 7
[caption id="attachment_130879" align="aligncenter" width="512" caption="Mau mendukung kampanye, kota tempat tinggal sendiri pun masih salah tulis? Hahaha lalu diprotes sang senator? "Mana huruf 'G' nya?" mungkin demikian tanya sang senator...."][/caption]

Kesalahan penulisan di tempat umum memang selalu menjadi sorotan. Semua kita mungkin memang tak luput dari kesalahan, tapi bagaimana bisa kesalahan-kesalahan seperti itu “lolos” menjadi konsumsi publik? Bukankah ketelitian mereka yang membuat tulisan, spanduk, baliho, dan sebagainya itu harus menjadi syarat mutlak. Seperti misalnya melakukan check and recheck sebelum ditampilkan? Nah, yang lebih parah lagi adalah penulisan dengan memakai bahasa sendiri pun masih bisa keliru. Orang Amerika dan Inggris masih salah menuliskan kata dalam bahasa Inggris pun orang Indonesia dengan bahasanya sendiri. Hebat. Luar biasa. Dan lucu menggelikan tentunya. Seperti juga yang sudah pernah saya tulis di sini:Typo di Tempat Umum?

Tapi memang terlepas dari segala kelucuan tersebut tentu ini bisa berdampak lebih luas. Apalagi kalau sampai sudah terpampang di umum melalui media apapun, termasuk media televisi. Ada beberapa contoh stasiun TV, menyajikan penulisan yang salah. Sudah barang tentu segala bentuk kesalahan tersebut menandakan ketidaksiapan stasiun TV yang bersangkutan, termasuk tim redaksi mereka dalam pemeriksaan akhir sebelum penyajian berita itu menjadi konsumsi masyarakat pemirsa. Ini baru berbicara yang salah tulis, belum lagi yang salah ucap, terpeleset ngomong dan sebagainya.

Kalau saja kita sudah memiliki format jelas, lalu ada kemauan untuk recheck apa yang sudah ditulis (yang untuk satu kata mungkin hanya diperlukan tidak lebih dari 1 menit) maka saya rasa kesalahan-kesalahan dalam penulisan seperti itu dapat dihindari. Jangan sampai kesalahan sepele salah tulis seperti tersaji dalam beberapa foto di bawah ini, akan menjadi bahan tertawaan orang pun bisa saja menjadi bahan gugat-menggugat kalau ada yang tidak senang. Misalnya penulisan nama orang atau institusi, dan lainnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun