New York memiliki Manhattan, New Jersey memiliki Newark dan Jersey City, lalu "kota judi" Atlantic City, serta California dengan San-Fransisconya. Di tiga kota ini, nampaklah bahwa biaya hidupnya sangat tinggi dibanding biaya hidup rata-rata kota lainnya. Dan rupa-rupanya life style seseorang juga berpengaruh atau terpengaruh dengan lingkungan dimana ia tinggal. Tinggal di tempat dan lingkungan yang mahal menjadikan gaya hidup anda terlihat “mahal” dan “glamour”. Asal Anda punya uang, gaya hidup mewah itu pun menjadi milik Anda.
Tapi kita juga dapat memilih untuk tidak ikut-ikutan jadi bergaya hidup borjuis, kalau kita mau.
Ke-glamour-an suatu kota memang dapat menunjukkan seberapa kaya kota itu. “richness value” suatu kota juga barangkali harus dilihat dari seberapa mahal harga bahan-bahan makanan, perumahan, utilities (air, gas, listrik), transportasi, dan perawatan kesehatan. Tapi juga memang di sisi lain New York dan New Jersey adalah penyumbang pajak terbesar bagi Amerika. Property tax yang luar biasa gede dan maintenance fee untuk mereka yang memiliki rumah merupakan “pendorong” tersendiri bagi orang-orang yang terlanjur memiliki rumah pribadi di New Jersey ini untuk pindah ke state lain. Gejala itu sudah terlihat sejak 2 tahun belakangan. Banyak yang menjual rumahnya dan pindah dari NJ.
Manhattan di NYC memiliki peringkat sebagai kota paling mahal di Amerika Serikat dengan angka indeks 214,7. Kalau Anda misalnya punya kesempatan untuk sekedar jalan-jalan atau belanja di kota yang sudah dijuluki sebagai “sorga belanja dunia” ini jangan kaget. Kenapa mesti kaget? Harga barang dan jasa di kota ini tidak main-main! Ada toko yang bikin “sakit gigi” kalau saya masuk ke dalamnya. Tepat di fifth Ave. Kompleks toko jalanan termahal yang pernah saya masuki. Tepatnya salah masuk. Ikat pinggang berbandrol 2000 USD (hampir setara 20 juta) merupakan pemandangan lumrah di situ. Celana dalam 1000 USD pun sudah biasa terlihat. Jam tangan dengan price tag 20.000 USD (sekitar 200 juta) terlihat jelas di etalase kaca. Padahal kalau saya jalan 30 menit saja ke lower Manhattan, tepatnya di China Town, hal kontras begitu jelas terlihat. Jam seharga 10 USD (kurang dari 100 ribu rupiah) di pinggiran jalan banyak terlihat.
Tapi memang harga barang dan jasa di Manhattan mencapai dua kali lipat rata-rata nasional. Belum lagi biaya properti yang rata-rata mencapai 1,1 juta USD (hampir 10 miliar rupiah) dan apartemen dengan harga yang mencapai 3,400 USD (hampir 30 juta rupiah) per bulan. Lihat juga apartemen-apartemen sky scraper mewah di hampir semua pelosok Manhattan. Banyak selebriti yang memiliki apartemen di Manhattan sebagai pilihan lain daripada tinggal di Hollywod. Biaya tinggal di NY menurut The Richest City Site adalah sebesar 117 persen lebih tinggi dari rata-rata kota lainnya. Angka yang sungguh fantastis.