Aku dilahirkan di Tomohon, Minahasa. Disinilah pusarku ditanam. Itu kata orang tuaku, entah apakah pusarku benar-benar ditanam di tanah Tomohon, atau hanya dibuang di sungai sebelah rumah. Tapi hati kecilku selalu saja memancarkan keterikatan antara diriku, dan kampung kelahiranku itu. Kalau begitu, bisa jadi pusarku memang di tanam di Tomohon. Hingga, di suatu senja, entah apa yang mendorongku untuk membeli tiket pulang langsung dari Amerika. Seakan-akan ada daya tarik teramat kuat yang mengharuskan aku pulang. Entah apa itu.